PENINGKATAN HASIL BELAJAR TATA SURYA DENGAN BERMAIN
KRETEK PADA SISWA KELAS VI SDN 1 BULUNGKULON
TAHUN
2015-2016
Nur Hadi, S.Pd.
Sekolah Dasar Negeri 1 Bulungkulon, Jekulo, Kudus,
email: hadinur683@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar tata surya siswa kelas VI SD Negeri 1 Bulungkulon Tahun 2015/2016 dengan
menggunakan model pembelajaran Bermain Kretek. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas yang menggunakan model Kemmis dan Taggart dua siklus, yaitu perencanaan, implementasi, observasi, dan refleksi dengan subyek 31 siswa. Teknik analisis mendeskripsikan
hasil pembelajaran siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar tampak pada siswa tuntas dalam pembelajaran pratindakan 35,5%, pada siklus
I sebesar 67,7%, dan pada siklus II sebesar 96,8%.
Peningkatan ketuntasan sebesar 32,2%
pada siklus I dan 29,1% pada siklus II.
Nilai rata-rata kelas pratindakan 57,3 pada siklus I menjadi 71, dan pada siklus II menjadi 82,3.
Nilai terendah dan nilai tertinggi pratindakan 25 dan 70, pada siklus I
adalah 45 dan 90 dan pada siklus II adalah 60 dan 100. Disarankan menggunakan Bermain Kretek dalam pembelajaran Tata Surya karena
dapat meningkatkan hasil belajar dan menciptakan belajar yang menyenangkan.
Kata Kunci : model
pembelajaran Kota Kretek, hasil
belajar.
ABSTRACT
This research aims to know the
increased learning outcome tata surya students of class VI SD Negeri 1
Bulungkulon year 2015/2016 using the learning Bermain Kretek. This type of
research is research action class that uses model Kemmis and Taggart two
cycles, planning, implementation, observation, and reflection with the subject
of 31 students. Analysis techniques of describing learning outcomes cycle I and
cycle II. The results showed an increase in the results of a study which looked
at students thoroughly in learning pratindakan 35.4%, on a cycle I of 67.7%,
and in cycle II of 96,7%. Increased ketuntasan of 32.3% in cycle I and 29% in
cycle II. The average value of class precycles 57.5 on cycle I became 74.6, and
in cycle II becomes 87.4. The lowest value and the highest value precicles 46
and 90, on cycle I was 56 and 100 and on cycle II is 68 and 100. It is
recommended to use Bermain Kretek in learning tata surya because it can improve
the results of the study and create an happied of learning.
|
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
IPA merupakan salah
satu mata pelajaran di SD yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip, tetapi
merupakan suatu proses penemuan yang melibatkan keaktifan siswa.
Proses
pembelajaran pada pelajaran IPA sangat
dianjurkan dengan menggunakan basis penemuan. Pelajaran IPA mengajak siswa
untuk berpikir menjelajah alam bukan hanya kemampuan kognitif, melainkan
afektif dan psikomotor siswa untuk menemukan pengetahuan baru yang terdapat di
lingkungan sekitar. Oleh karena itu, pembelajaran IPA disarankan menggunakan
obyek langsung terhadap alam semesta.
Melalui
penerapan model pembelajaran Bermain
Kretek peneliti berharap dapat membantu siswa melakukan pembelajaran secara
aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga kemampuan pengerjaan soal IPA materi Tata
Surya meningkat.
B.
Identifikasi Masalah
Dalam penelitian, peneliti mengidentifikasi masalah
sebagai berikut: (1) mengapa siswa
sulit mengidentifikasi anggota Tata
Surya, (2) mengapa kemampuan memahami materi Tata
Surya siswa rendah, 3) faktor apa yang
menyebabkan rendahnya kemampuan siswa memahami materi Tata Surya, 4) bagaimana cara meningkatkan hasil belajar tentang Tata
Surya pada siswa kelas VI SDN 1 Bulungkulon semester
II tahun pelajaran 2015/2016?
C.
Pembatasan Masalah
Dalam penelitian, peneliti membatasi masalah, yaitu: (1) rendahnya Hasil belajar siswa pada materi Tata Surya, (2) penerapan
model pembelajaran Bermain Kretek dalam
pembelajaran Tata Surya pada siswa kelas VI SDN 1 Bulungkulon semester II tahun
pelajaran 2015/2016.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam
penelitian tindakan kelas adalah: (1) “Apakah
penggunaan model pembelajaran Bermain Kretek dapat meningkatkan hasil belajar materi Tata Surya
siswa kelas VI SDN 1 Bulungkulon semester II tahun
pelajaran 2015/2016?”, (2) “Bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas VI SDN
1 Bulungkulon semester II tahun 2015/2016 setelah pembelajaran dengan Bermain Kretek pada materi Tata Surya?”
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian adalah: (1) untuk mendiskripsikan
Bermain Kretek dapat meningkatkan hasil belajar materi Tata
Surya siswa kelas VI SDN 1 Bulungkulon semester II tahun pelajaran 2015/2016, (2)
untuk mengetahui perubahan perilaku siswa kelas VI SDN 1 Bulungkulon semester
II tahun 2015/2016 setelah pembelajaran dengan Bermain Kretek pada materi Tata Surya.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan memberi
manfaat secara teoretis untuk menambah referensi edukatif pada pembelajaran
IPA, khususnya pada pembelajaran Tata Surya dan menambah khasanah model-model pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
Manfaat praktis, yaitu: (a) bagi guru, sebagai referensi dan
inovasi baru dalam pembelajaran tentang Tata Surya. Guru juga dapat mengembangkan model pembelajaran lebih lanjut sesuai
dengan karakter kelas dan kompetensi dasar lain yang relevan dengan
pembelajaran IPA untuk meningkatkan kreativitas dan kemampuan siswa yang berbasis penemuan (b) bagi siswa, dapat meningkatkan kreativitas, inspiratif dan merasa senang dan nyaman selama
mengikuti pembelajaran IPA materi Tata Surya, (c) bagi
sekolah, untuk meningkatkan capaian outcome
hasil belajar siswa sehingga kualitas proses pembelajaran dan hasil
pembelajaran semakin lebih meningkat, (d) bagi dunia pendidikan, dapat menjadi sumbangan
pemikiran yang bermanfaat dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa
Penelitian dilakukan di kelas VI SDN 1 Bulungkulon pada semester genap 2015/2016 yang
berjumlah 31 siswa
pada pelajaran IPA standar kompetensi 9. Memahami Matahari sebagai pusat Tata Surya dan
interaksi Bumi
dalam Tata Surya, dan kompetensi dasar 9.1 Mendeskripsikan sistem Tata Surya dan posisi penyusun Tata Surya.
Berdasarkan hasil
ulangan siswa diperoleh data nilai hasil belajar
siswa pada pelajaran IPA tentang Tata Surya sebelum dilakukan
tindakan perbaikan pembelajaran. Berikut nilai hasil belajar kondisi
awal dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Rekapitulasi Nilai Prasiklus
No
|
Interval
|
Frekuensi
(fi)
|
Nilai
Tengah (xi)
|
fi.xi
|
Persentase
(%)
|
1
|
11–
20
|
0
|
15,5
|
0
|
0
|
2
|
21
– 30
|
2
|
25,5
|
51
|
6,5
|
3
|
31
– 40
|
3
|
35,5
|
106,5
|
9,7
|
4
|
41
– 50
|
6
|
45,5
|
273
|
19,4
|
5
|
51
– 60
|
6
|
55,5
|
333
|
19,4
|
6
|
61
– 70
|
14
|
65,5
|
917
|
45,2
|
Nilai
rata-rata kelas
|
57,3
|
|
|||
Ketuntasan
klasikal (11:31) x 100% =
|
35,5%
|
|
Gambar 4.1. Nilai Prasiklus
Pembelajaran Tata Surya
Pada Gambar 4.1 terdapat 11
siswa yang mendapat nilai ≥KKM 70 dan terdapat 20 siswa mendapat nilai di bawah
KKM seperti pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Ketuntasan Hasil PembelajaranTata Surya Prasiklus
No.
|
Skor
|
Ketuntasan
|
Keterangan
|
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|||
1.
|
≥ 70
|
Tuntas
|
11
|
35,5%
|
2.
|
< 70
|
Belum Tuntas
|
20
|
64,5%
|
Jumlah
|
31
|
100%
|
||
Rata-rata
|
57,3
|
|||
Nilai
terendah
|
25
|
|||
Nilai
tertinggi
|
70
|
Tabel
4.2 menunjukkan keadaan hasil belajar sebelum diadakan
tindakan dari 31 siswa kelas VI SDN 1 Bulungkulon. Siswa
yang mencapai ketuntasan belajar hanya 11
siswa (35,5%). Siswa yang belum
tuntas belajar 20
siswa (64,5%). Nilai rata-rata
siswa 57,3 dengan nilai terendah 25 dan tertinggi 70. Ketuntasan hasil belajar dijelaskan pada Gambar 4.2.
Gambar
4.2
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus
Dari Gambar
4.2
menunjukkan bahwa hasil belajar Tata Surya kondisi awal masih rendah
karena ketuntasan klasikal hasil belajar siswa 35,5%, artinya siswa dapat
mencapai nilai ≥KKM 70 ada 11 siswa dari 31 siswa kelas VI. Keadaan
tersebut dikarenakan guru belum menguasai teori
belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran dalam menerapkan berbagai pendekatan,
strategi,metode, dan teknik pembelajaran secara aktif, inovatif, kreatif,
efektif,dan menyenangkan (PAIKEM) sehingga berimbas siswa
tidak bersmangat dalam mengikuti pembelajaran Tata Surya. Suasana kegiatan pembelajaran
membosankan, seperti terihat pada Gambar 4.3.
Gambar
4.3 Kondisi Awal Siswa Tidak Bersemangat Belajar
Kegiatan pembelajaran
yang belum menerapkan model pembelajaran Bermain Kretek berimbas ketidakaktifan siswa yang
tersaji pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Suasana Kelas yang Menunjukkan Siswa Kurang Aktif
Berdasarkan Gambar 4.4 menunjukkan bahwa pelaksaan
pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat tradisional atau konvensional. Pembelajaran itu lebih
banyak diisi oleh guru yang menjelaskan pelajaran dengan ceramah. Dalam pembelajaran hanya
menggunakan media yang terbatas dan siswa terlihat pasif saat diberi kesempatan
untuk bertanya. Selain itu, guru kurang
memaksimalkan penggunaan media dalam proses kegiatan
pembelajaran. Hal tersebut berakibat siswa menjadi jenuh dan
kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa lebih suka bercakap-cakap dengan
teman sebangkunya atau bermain sendiri.
Guru mengakui bahwa dalam penyampaian
pembelajaraan maupun penyusunan rencana progam pembelajaran mengalami kesulitan
menentukan metode pembelajaran yang aktif, inspiratif, inovatif, kreatif
efektif dan menyenangkan. Hambatan yang paling
besar dalam menerapkan pembelajaran yang menarik adalah minimnya
pengetahuan dan wawasan para guru dalam melakukan kegiatan inovasi
pembelajaran.
Berdasarkan
hasil pengamatan terhadap pembelajaran,
perlu menggunakan model pembelajaran yang menarik.
Oleh karena itu,
peneliti berupaya melakukan inovasi pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran Bermain
Kretek melalui penelitian tindakan
sekolah yang dilaksanakan dalam dua
siklus. Kondisi
pada diagram 4.2 dengan ketuntasan hanya 35,5%,
peneliti merancang
penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Bermain Kretek
yang diterapkan dalam dua siklus dengan harapan ketuntasan
belajar dapat maksimal.
B.
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan dalam
Siklus I diuraikan dengan rincian berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan
dilaksanakan hari Senin, tanggal 14 Maret 2016. Sebelum mengadakan kegiatan belajar mengajar peneliti bersama guru kolabor mempelajari materi serta mempersiapkan
Perangkat pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar evaluasi Siklus I, rubrik
penelitian dan Silabus serta
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Untuk memperlancar pelaksanaan
pembelajaran siswa diorganisasi menjadi 6 kelompok secara heterogen. Ada 1 kelompok yang jumlah anggotanya 6 orang,
karena jumlah siswa dalam kelas 31 siswa.
Perencanaan siklus I seperti tersaji pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Bersama Teman Sejawat Merancang Rencana Perbaikan
Pembelajaran Siklus I
2. Tindakan
Tindakan
ini dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Maret 2016,
beberapa kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan awal, kegiatan inti, dan
penutup.
Pertemuan
Pertama. Pada pertemuan pertama diawali dengan Pendahuluan.
Kegiatan yang dilakukan adalah Peneliti mengkondisikan siswa secara berkelompok agar siap menerima pelajaran, setelah salam guru melakukan presensi dan apersepsi,
menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan dan manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran, menanyakan
keadaan dan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran, memotivasi siswa dengan memberi ucapan: “anak-anak, hari ini
kita akan belajar dengan menyenangkan. Kalian semua akan mendapatkan hal baru
yang sangat menarik dan menyenangkan. Betapa tidak, kita akan bersama belajar Tata
Surya, karena pada setiap keadaan manusia senantiasa dihadapkan persoalan
tersebut.”
Setelah
pendahuluan, dilanjutkan dengan kegiatan inti. Pada tahap inti, yaitu tahap melaksanakan pembelajaran IPA (1) siswa melakukan pengamatan, mengamati sebuah Bola dunia, dan
tayangan yang ada pada LCD tentang Tata Surya planet Merkurius, Venus, dan Bumi
(2) siswa menanya dan berdiskusi dalam kelompoknya, (3) eksplorasi, siswa mencoba penjelajahan menjelajah
pikiran untuk menemukan persoalan terkait Merkurius, Venus, dan Bumi dengan melihat tayangan yang
ada pada layar LCD di depan kelas (4) siswa menguji hipotesis dan memastikan bahwa
seluruh kelompok sudah memahami hasil pengamatan tersebut seperti pada Gambar
4.6.
Gambar 4.6 Siswa Melakukan Percobaan Merumuskan Hipotesis
Siswa melakukan elaborasi, melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis, (6) siswa
mensintesa masalah, (7) merumuskan alternatif pemecahan masalah, (8) menetapkan
pemecahan masalah, membuat simpulan, ringkasan dan mengerjakan soal.
Setelah itu, setiap
anggota dalam kelompok memeriksa hasil penemuan. Setelah
semua siswa dalam kelompok menemukan jawabannya, siswa berdiskusi dalam
kelompoknya. Hasil
diskusi disepakati kelompok dan dimajukan untuk didiskusikan antar kelompok. Siswa yang ditunjuk
maju mewakili kelompok untuk mempresentasikan hasil. Kelompok
yang lain menanggapinya sehingga diskusi semangat. Siswa membangun karakter kebersamaan,
menghargai pendapat orang lain, menyanggah dengan
sopan dan santun berdebat seperti Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Siswa Berani Menyampaikan Pendapat Hasil Penemuan
Setelah itu, siswa menemukan hal baru
secara individu. Penemuan
dikerjakan oleh siswa secara secara mandiri. Hal ini dapat menunjukkan apa saja
yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan
sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan
kelompok kemudian nilai hasil individu. Ketika
mencoba menemukan hal baru, guru memberikan merangsang siswa untuk menjawab berkelompok dan
individu. Pemberian penghagaan hasil
temuan membuat siswa bersemangat dan berlomba untuk mendapatkan
nilai semaksimal. Setelah itu guru bersama siswa membuat simpulan,
ringkasan dan mengerjakan soal seperti Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Siswa Menjawab Kuis Dengan Antusias dan Bersemangat
Konfirmasi,
dalam kegiatan ini: (1)
dengan menggunakan multimedia interaktif, guru
meluruskan kesalahan siswa dalam diskusi, (2)
guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, (3) guru bersama siswa
bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
Kegiatan Penutup, pada kegiatan ini guru:
(1) memberikan evaluasi berupa tes akhir (tes hasil belajar),
(2) setiap siswa mendapatkan soal untuk dikerjakan,
(3) setelah selesai, secara
bergantian siswa maju
ke depan kelas untuk mengerjakan soal,
sementara siswa yang lain mengoreksi
hasil tes dengan cara menukarkan jawaban kepada temannya,
(4) guru melakukan
analisis hasil evaluasi.
Pertemuan
Kedua diawali dengan pendahuluan. Peneliti mengkondisikan siswa secara berkelompok.
Tiap kelompok terdiri dari 5 siswa secara heterogen. Ada 1 kelompok yang
memiliki 6 siswa karena dalam 1 kelas ada 31 siswa seperti Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Guru Mengelompokkan Secara Heterogen
Guru melakukan
presensi dan apersepsi,
berdoa, menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan manfaat yang diperoleh
siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Bermain
Kretek, memotivasi siswa dengan memberi senyuman dan ucapan:
“anak-anak yang pak guru banggakan, bagaimana
keadaan kalian?, semoga sehat selalu dan bahagia. Hari ini kita akan belajar sesuatu
yang mengagumkan. Kalian akan penasaran, dan ingin segera mengetahuinya.
Kemudian kalian ingin sekali mengerjakan dan ingin tahu keberhasilan yang
didapat hari ini. Kalian akan mendapatkan hal baru yang sangat menarik dan
menyenangkan. Betapa tidak, kita akan bersama belajar planet ini (guru sambil menunjuk gambar Mars,
Yupiter, dan Saturnus pada LCD). Kalian
akan kagum dan menjadi siswa yang hebat. Pak guru harapkan, kalian akan dapat
bekerjasama dan saling membantu selama proses pembelajaran. Akan tetapi, pada
saat tes hendaklah berpegang teguh pada kejujuran, kerjakan sendiri dengan
percaya diri.” Kemudian guru mengajak
menyanyi “Topi Saya Bundar”, setelah itu, menayangkan macam-macam Tata Surya dengan LCD.
Kegiatan Inti. Pada
tahap inti, yaitu tahap melaksanakan pembelajaran IPA tentang Planet Mars, Yupiter, dan Saturnus
dengan model pembelajaran Bermain Kretek (1) siswa melakukan pengamatan,
merumuskan masalah pada bola dunia dan gambar yang ditayangkan LCD, (2) siswa
menanya dan berdiskusi dalam kelompok, (3) eksplorasi, melakukan penjelajahan dengan
mengidentifikasi planet dan Tata
Surya dengan melihat tayangan pada layar LCD di depan kelas (4) siswa menguji
hipotesis dan memastikan seluruh kelompok sudah memahami planet Mars, Yupiter,
dan Saturnus seperti Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Siswa Bereksperimen, Menguji Hipotesis
Kegiatan selanjutnya adalah Elaborasi, (5) siswa melakukan elaborasi, melakukan eksperimen dan menguji hipotesis, 6) siswa
mensintesa masalah planet-planet, (7) merumuskan alternatif pemecahan masalah, (8) menetapkan
pemecahan masalah, membuat simpulan, ringkasan,
berdiskusi dan mengerjakan soal.
Kemudian setiap anggota dalam kelompok
memeriksa hasil penemuan eksperimen. Setelah semua
siswa dalam kelompok menemukan jawabannya, siswa berdiskusi dalam kelompoknya. Hasil diskusi
disepakati kelompok dan dimajukan untuk didiskusikan antar kelompok. Siswa yang ditunjuk
maju mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil. Kelompok
yang lain menanggapinya sehingga diskusi semangat. Siswa membangun karakter kebersamaan,
menghargai pendapat orang lain, menyanggah dengan
sopan dan santun berdebat seperti Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Siswa Memaparkan Hasil Penemuan Eksperimen
Penutup. Pada
tahap ini, peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan
melaksanakan test untuk
mengetahui hasil dan kemampuan siswa mengerjakan soal belajar Tata Surya terhadap pembelajaran dari awal sampai akhir, dan memberi
pekerjaan rumah.
Pertemuan
Ketiga diawali dengan pendahuluan. Peneliti mengkondisikan siswa secara berkelompok.
Guru mengucap salam dan berdoa, melakukan presensi dan apersepsi,
menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan dan manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Bermain Kretek, memotivasi siswa dengan memberi senyuman dan ucapan:
“anak-anak, bagaimana keadaan kalian?, semoga sehat selalu dan bahagia. Pak
guru kagum kepada kalian. Selama beberapa hari ini kalian terlihat banyak
mengalami perkembangan dan kemajuan belajar. Ini harus terus ditingkatkan,
dengan sungguh-sungguh dan kerja keras, kelak kalian dapat meraih apa yang
kalian inginkan. Saya doakan semoga kalian selalu sukses dan dirahmati Allah
SWT, Tuhan yang Maha Kuasa. Hari ini kita akan belajar sesuatu yang mengagumkan.
Kalian akan penasaran, dan ingin segera mengetahuinya. Kemudian kalian ingin
sekali mengerjakan dan ingin tahu keberhasilan yang didapat hari ini. Kalian
akan mendapatkan hal baru yang sangat menarik dan menyenangkan. Betapa tidak,
kita akan bersama belajar planet ini
(guru sambil menunjuk gambar Uranus, Neptunus dan benda luar angkasa lainnya
pada tayangan LCD). Kalian akan kagum dan menjadi siswa yang hebat. Pak guru
harapkan, kalian akan dapat bekerjasama dan saling membantu selama proses
pembelajaran. Akan tetapi, pada saat tes hendaklah berpegang teguh pada
kejujuran, kerjakan sendiri dengan percaya diri.” Kemudian guru menayangkan
macam-macam Tata Surya dengan LCD.
Kegiatan Inti. Pada
tahap inti, yaitu tahap melaksanakan pembelajaran IPA Tata Surya dengan model pembelajaran Bermain Kretek (1)
siswa melakukan pengamatan,
mengamati gambar Uranus, Neptunus, dan benda luar angkasa lain (2) siswa
menanya dan berdiskusi dalam kelompok, (3) eksplorasi, melakukan penjelajahan dengan
mengidentifikasi planet dan benda langit dalam tata surya bersama kelompok dengan melihat tayangan yang ada pada layar
LCD di depan kelas (4) siswa menguji hipotesis dan memastikan bahwa
seluruh kelompok sudah memahami planet Uranus, Neptunus, dan benda luar angkasa
lain seperti Gambar 4.12.
Gambar 4.12 Guru dan Siswa Mengamati Bumi dan Tata Surya
elaborasi, siswa melakukan elaborasi, melakukan eksperimen dan menguji hipotesis, 6) siswa
mensintesa masalah planet-planet, (7) merumuskan alternatif pemecahan masalah, (8) menetapkan
pemecahan masalah, membuat simpulan, ringkasan,
berdiskusi dan mengerjakan soal seperti Gambar 4.13.
Gambar 4.13.
Siswa memaparkan hasil penemuan eksperimen dan berdiskusi
Pada
tahap penutup, peneliti bersama siswa
menyimpulkan materi pembelajaran dan melaksanakan test untuk mengetahui hasil dan kemampuan
siswa mengerjakan soal belajar Tata Surya terhadap pembelajaran dari awal sampai akhir, dan memberi
pekerjaan rumah.
3.
Pengamatan (observing)
Pada kegiatan ini peneliti dibantu oleh satu orang
observer untuk melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan untuk
mengetahui sejauhmana peningkatan
kemampuan pengerjakan soal belajar Tata Surya. Observasi dilaksanakan bersamaan pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Aspek-aspek yang diamati
adalah keaktifan siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung
serta hasil tes pada akhir siklus. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam
tahap ini digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan perbaikan siklus
berikutnya seperti Gambar 4.14.
Gambar 4.14. Guru dan Observer melakukan pengamatan siklus I
Pada Siklus I pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan. Nilai tes yang dicapai siswa meningkat cukup memuaskan. namun, hasilnya belum
mencapai 85% dari kriteria ketuntasan sebagai indikator keberhasilan kinerja.
Berikut perolehan nilai siklus I pada
tabel 4.3.
Tabel 4.3
Rekapitulasi Nilai Siklus I
No
|
Interval
|
Frekuensi
(fi)
|
Nilai
Tengah (xi)
|
fi.xi
|
Prosentase
|
1
|
41
– 50
|
4
|
45,5
|
182
|
12,9
|
2
|
51
– 60
|
1
|
55,5
|
55,5
|
3,2
|
3
|
61
– 70
|
12
|
65,5
|
786
|
38,7
|
4
|
71
– 80
|
8
|
75,5
|
604
|
25,8
|
5
|
81
– 90
|
6
|
85,5
|
513
|
19,4
|
Nilai
rata-rata kelas
|
71,0
|
|
|||
Ketuntasan klasikal (21:31) x 100%
|
67,7
|
|
Pada
siklus I terjadi peningkatan dari nilai terendah prasiklus 25 pada siklus I menjadi nilai 45. Nilai tertinggi prasiklus 70 pada siklus I menjadi 90. Rata-rata prasiklus 57,3 pada siklus I menjadi 71,0. Nilai perolehan siklus I disajikan dalam Gambar
4.15.
Gambar 4.15. Diagram
Nilai Siklus I
Berdasarkan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai siklus I dapat
disajikan dalam bentuk tabel 4.4.
Tabel
4.4
Ketuntasan
Hasil Pembelajaran
Tata Surya Siklus I
No.
|
Skor
|
Ketuntasan
|
Keterangan
|
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|||
1.
|
≥ 70
|
Tuntas
|
21
|
67,7%
|
2.
|
< 70
|
Belum Tuntas
|
10
|
32,3%
|
Jumlah
|
31
|
100%
|
||
Rata-rata
|
71,0
|
|||
Nilai
terendah
|
45
|
|||
Nilai
tertinggi
|
90
|
Ketuntasan belajar siswa pada
siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM
sebanyak 10
siswa atau 32,3%,
sedangkan yang mencapai KKM sebanyak 21
siswa atau 67,7%.
Ketuntasan mengalami peningkatan sebesar 32,2%.
Untuk lebih jelasnya lihat pada Gambar 4.16.
Gambar 4.16
Diagram Hasil Belajar Siklus I
4. Refleksi
Ketuntasan belajar siswa prasiklus 11 siswa (35,5%), sedangkan siklus I
menjadi 21 siswa (67,7%). Terjadi peningkatan 32,2%. Nilai terendah prasiklus 25 pada siklus I nilai terendah
45. Nilai tertinggi prasiklus 70, pada siklus I menjadi 90. Nilai rata-rata
kelas prasiklus 57,3, pada siklus I menjadi 71,0.
Permasalahan yang dihadapi adalah: (a) siswa belum optimal mengikuti pembelajaran dengan model Bermain Kretek sehingga siswa tidak dapat
bereksplorasi dan elaborasi maksimal, (b)
siswa masih malu-malu berdiskusi, bertanya dan menyampaikan pendapatnya, (c) waktu yang
diperlukan tidak mencukupi, (d) siswa
kurang bekerja sama dalam berdiskusi, karena masih ada siswa yang main sendiri, (e) siswa yang kelompoknya
kurang siap untuk mempresentasikan hasil diskusi tidak berani maju menyampaikan hasil pekerjaannya, penampilan siswa masih ragu – ragu dan kurang lancar dalam
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas,
(f) perhatian dan bimbingan guru
masih kurang merata, sehingga masih ada siswa yang menunggu bimbingan guru.
Berdasarkan permasalahan di atas,
maka perlu diadakan revisi untuk pelaksanaan siklus berikutnya: (a) mengoptimalkan pembelajaran dengan model Bermain Kretek agar siswa bebas
bereksplorasi, dan berelaborasi, (b) menumbuhkan kepercayaan diri siswa agar
tidak malu bertanya, (c) efisiensi waktu dengan menyiapkan media terlebih
dahulu, (d) mengajak siswa untuk bisa bekerjasama dengan kelompoknya ketika
berdiskusi, (e) meningatkan keberanian siswa maju untuk menampilkan hasil
pekerjaannya, (f) guru memberi perhatian merata sehingga siswa siap mengerjakan.
Siswa yang tuntas
mencapai nilai KKM 70 belum mencapai 85%. Oleh karena itu, perlu dilakukan
perbaikan pembelajaran siklus II.
C.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Kegiatan
dalam Siklus II, dijabarkan dengan
rincian sebagai berikut:
1. Perencanaan
Tahap
perencanaan dilakukan pada hari Kamis, tanggal 24 Maret 2016. Persiapan yang dilakukan peneliti meliputi: (a) merevisi
RPP, (b) penyusunan skenario perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Bermain Kretek, c) menyusun alat evaluasi dan penilaian. Untuk memperlancar pelaksanaan pembelajaran
siswa diorganisasi menjadi 5 kelompok secara heterogen. Kegiatan perencanaan terlukis seperti pada Gambar 4.17.
Gambar 4.17.
Peneliti bersama kolabor menyusun rencana perbaikan
penbelajaran
2. Tindakan
Pertemuan pertama, tindakan dilaksanakan pada hari Senin, 28 Maret 2016 melalui Kegiatan Awal, kegiatan inti, dan penutup. Pada kegiatan awal
sebelum pembelajaran
ruang telah ditata rapi sesuai persiapan pembelajaran, tempat duduk siswa
membentuk huruf U agar memudahkan siswa berkelompok secara heterogen. Mengawali
pembelajaran guru mengucap salam dan berdoa , berdoa,
presensi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, memotivasi, bertanya keadaan dan kesiapan
siswa dalam mengikuti materi yang akan disampaikan. Guru memberi penyegaran
dengan menyanyi bersama siswa “Bola Itu
Bundar”.
Memotivasi siswa dengan memberi senyuman dan ucapan: “anak-anak, bagaimana keadaan kalian?,
semoga sehat selalu dan bahagia. Pak guru kagum kepada kalian. Selama beberapa
hari ini kalian terlihat banyak mengalami perkembangan dan kemajuan belajar.
Ini harus terus ditingkatkan, dengan sungguh-sungguh dan kerja keras, kelak
kalian dapat meraih apa yang kalian inginkan. Saya doakan semoga kalian selalu
sukses dan dirahmati Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa. Hari ini kita akan
belajar sesuatu yang mengagumkan. Kalian akan penasaran, dan ingin segera
mengetahuinya. Kemudian kalian ingin sekali mengerjakan dan ingin tahu
keberhasilan yang didapat hari ini. Kalian akan mendapatkan hal baru yang
sangat menarik dan menyenangkan. Betapa tidak, kita akan bersama tentang
benda-benda lagit yang masih asing bagi kita (guru menunjuk gambar planet
yang ditayangkan pada LCD) yang sengaja
disiapkan guru agar siswa tertarik. Setiap manusia senantiasa dihadapkan persoalan
tersebut, yaitu megetahui belajar suatu benda. Kalian akan kagum dan menjadi
siswa yang hebat. Pak guru harapkan, kalian akan dapat bekerjasama dan saling
membantu selama proses pembelajaran. Akan tetapi, pada saat tes hendaklah
berpegang teguh pada kejujuran, kerjakan sendiri dengan percaya diri.” Kemudian
guru menayangkan macam-macam Tata Surya dengan LCD multimedia
interaktif Tata Surya, dan bertanya jawab pada siswa. “perhatikan gambar tayangan di layar!”.
Siswa menyimak tayangan dan
mengamati, mencatat seperlunya.
Kegiatan
Inti, pada kegiatan
inti langkah yang dilakukan adalah: (1) Siswa
belajar bersama dalam kelompok dan guru mengeksplorasi siswa, (2) guru menayangkan gambar Tata Surya, (3) setelah
tayangan selesai guru bertanya jawab tentang gambaran keadaan Tata Surya, bagaimana karakteristik planet-planet, (4) siswa melakukan pengamatan,
mengamati gambar tayang, siswa melakukan hipotesis, (5) siswa menanya dan
mencari tahu cara yang paling cepat untuk mengidentifikasi anggota
planet-planet dalam Tata Surya secara kelompok, (6) semua siswa menguji hipotesis dengan mengerjakan paling mudah dan cepat diingat,
kemudian memberi tahu anggota kelompok seperti tersaji pada Gambar 4.18.
Gambar 4.18.
Siswa mencoba mencari cara yang paling mudah menghitung belajar
Tata Surya
Elaborasi, kegiatan
meliputi: (1)
siswa membagi tugas untuk menguji jawaban, (2) setiap siswa mencari
jawaban pertanyaan guru, dengan menyusun data, menganalisis data, sekuensi bentuk planet,
kala rotasi, kala revolusi, (3) setelah semua siswa
dalam kelompok menemukan jawabannya, siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menarik kesimpulan, (4) hasil
diskusi disepakati kelompok dan dimajukan untuk didiskusikan antar kelompok.
Siswa yang ditunjuk maju mewakili kelompok untuk mempresentasikan hasil.
Kelompok lain menanggapi sehingga
diskusi semangat, siswa bebas mengungkapkan hasil pamikira. Siswa membangun
karakter kebersamaan, menghargai pendapat orang lain.
Siswa mengikuti kuis secara
individu. Kuis dikerjakan siswa secara secara mandiri. Hal ini dapat
menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok.
Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam
nilai perkembangan kelompok. Setelah
diberi kuis, hasil kuis itu diskor dan tiap individu diberi skor perkembangan seperti pada Gambar 4.19
Gambar 4.19.
Siswa berdiskusi, saling berdebat
Konfirmasi,
dalam kegiatan ini: guru
meluruskan kesalahan siswa dalam diskusi, guru bertanya jawab tentang hal-hal
yang belum diketahui siswa, guru bersama
siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, motivasi, dan penyimpulan.
Kegiatan Penutup. Pada kegiatan penutup guru memberikan evaluasi
berupa tes akhir (tes
hasil belajar). Setiap siswa mengerjakan soal. Setelah selesai mengerjakan
secara bergantian siswa maju ke depan kelas sedangkan siswa lain mengoreksi hasil tes dengan menukarkan jawaban kepada
teman.
Pertemuan
Kedua diawali dengan pendahuluan. Peneliti mengkondisikan siswa secara berkelompok. Guru melakukan
presensi dan apersepsi,
dan berdoa kemudian menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan manfaat yang diperoleh
siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Bermain
Kretek, memotivasi siswa dengan memberi senyuman dan ucapan: “anak-anak
yang pandai dan bijaksana, bagaimana
keadaan kalian?, semoga selalu sehat dan bahagia dalam lindungan Allah Taala. Hari
ini kita akan belajar sesuatu yang langka. Kalian akan penasaran, dan ingin
segera mengetahui. Kemudian kalian ingin sekali mengerjakan dan ingin tahu
keberhasilan yang didapat hari ini. Kalian akan mendapatkan hal baru yang
sangat menarik dan menyenangkan. Betapa tidak, kita akan bersama menghitung belajar
benda ini (guru sambil menunjuk gambar anggota Tata Surya dalam tayangan LCD),
karena pada setiap keadaan manusia senantiasa dihadapkan persoalan tersebut.
Kalian akan kagum dan menjadi siswa yang hebat. Pak guru harapkan, kalian akan
dapat bekerjasama dan saling membantu selama proses pembelajaran. Akan tetapi,
pada saat tes hendaklah berpegang teguh pada kejujuran, kerjakan sendiri dengan
percaya diri.” Kemudian guru mengajak
menyanyi “Aku Cah Sekolah”, setelah itu, menayangkan macam-macam Tata Surya dengan LCD.
Kegiatan Inti. Pada
tahap inti, yaitu tahap melaksanakan pembelajaran IPA tentang belajar Tata Surya dengan model pembelajaran Bermain Kretek meliputi: (1)
siswa melakukan pengamatan,
mengamati tayangan berbentuk planet, satelit-satelit berbentuk bulat, dan benda
ruang angkasa lain, (2) siswa menanya dan merumuskan hipotesis, (3) eksplorasi, siswa mencoba penjelajahan dengan mengidentifikasi tayangan berupa satelit planet, bintang, meteor,
planetoid, komet dan benda Tata Surya, dengan melihat tayangan yang ada pada layar LCD di depan kelas (4) siswa menguji dan memastikan
bahwa seluruh kelompok sudah memahami identifikasi seperti pada Gambar 4.20.
Gambar 4.20.
Siswa bereksperimen, mendeskripsikan benda-benda Tata
Surya
Kegiatan elaborasi meliputi: (1) siswa membagi
tugas dan tanggung jawab untuk menguji
hipotesis, (2) setiap siswa mencari jawaban
pertanyaan guru tentang
belajar bangun bulat,
siswa yang pintar dan sudah tahu jawaban memberi tahu dan
mengajari teman dalam kelompok yang belum memahami sehingga semua kelompok
menjadi mengerti. Setelah itu, setiap anggota dalam kelompok memeriksa hasil temuan. Setelah
semua siswa dalam kelompok menemukan jawaban, siswa berdiskusi dalam kelompok. Hasil diskusi
disepakati kelompok dan dimajukan untuk didiskusikan antar kelompok. Siswa yang ditunjuk
maju mewakili kelompok untuk mempresentasikan hasil. Kelompok
yang lain menanggapi sehingga diskusi semangat. Siswa membangun karakter kebersamaan,
menghargai pendapat orang lain, menyanggah dengan
sopan dan santun berdebat seperti Gambar 4.21.
Gambar 4.21.
Siswa memaparkan hasil temuan
Penutup. Pada
tahap ini, peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan
melaksanakan test untuk
mengetahui hasil dan kemampuan siswa mengerjakan soal belajar Tata Surya terhadap pembelajaran dari
awal sampai akhir, dan memberi pekerjaan rumah.
Pertemuan
Ketiga diawali dengan pendahuluan. Peneliti mengkondisikan siswa secara berkelompok.
Guru mengucap salam dan berdoa, melakukan presensi dan apersepsi,
berdoa, dan menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan manfaat yang diperoleh
siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Bermain
Kretek, memotivasi siswa dengan memberi senyuman dan ucapan: “anak-anak,
pak guru sudah rindu kepada kalian semua?, apakah kalian juga rindu pak guru? Baiklah,
semoga kita semua sehat selalu dan bahagia dalam lindungan Allah Taala. Pak
guru kagum kepada kalian. Selama beberapa hari ini kalian terlihat banyak
mengalami perkembangan dan kemajuan belajar. Ini harus terus ditingkatkan,
dengan sungguh-sungguh dan kerja keras, kelak kalian dapat meraih apa yang
kalian inginkan. Saya doakan semoga kalian selalu sukses dan dirahmati Allah
SWT, Tuhan yang Maha Kuasa. Hari ini kita akan belajar sesuatu yang menakjubkan.
Kalian akan penasaran, dan ingin segera mengetahui. Kemudian kalian ingin
sekali mengerjakan dan ingin tahu keberhasilan yang didapat hari ini. Kalian
akan mendapatkan hal baru yang sangat menarik dan menyenangkan. Betapa tidak,
kita akan menjelajahi berbagai komet yang selalu bergerak di luar angkasa.
Kalian akan kagum dan menjadi siswa yang hebat. Pak guru harapkan, kalian akan
dapat bekerjasama dan saling membantu selama proses pembelajaran. Akan tetapi,
pada saat tes hendaklah berpegang teguh pada kejujuran, kerjakan sendiri dengan
percaya diri.” Guru mengajak menyanyi “lihat kebunku” Kemudian guru menayangkan
macam-macam Tata Surya dengan LCD.
Kegiatan Inti, yaitu
tahap melaksanakan pembelajaran IPA tentang belajar Tata Surya dengan
model pembelajaran Bermain Kretek (1)
siswa melakukan pengamatan
pada komet. Kemudian siswa menentukan rumusan masalah dan perumusan hipotesis
(2) siswa menanya dan mmendiskusikan data-data dalam kelompok seperti tersaji
Gambar 4.22.
Gambar 4.22.
Siswa melakukan pengamatan pada siklus II
Eksplorasi, (1) bereksperimen, siswa mencoba penjelajahan dengan menguji hipotesis tentang komet, asteroid, planetoid, maupun satelit. Memahami dan menemukan hal terbaru dalam Tata Surya, dengan melihat tayangan yang ada pada layar
LCD di depan kelas (2) siswa menguji dan memastikan bahwa seluruh
kelompok sudah memahami identifikasi komet,
asteroid, planetoid, dan satelit seperti Gambar 4.23.
Gambar 4.23.
Siswa berdiskusi pada siklus II
Elaborasi, kegiatan meliputi: (1) menguji hipotesis
dengan menganalisis data-data yang ditemukan, (2) menguraikan pengalaman yang ditemukan dalam kelompok untuk dipaparkan kelompok lain, (3) siswa melakukan diskusi antar kelompok untuk memaparkan hasil
temuan, (4) pemberian
skor dan penghagaan hasil temuan siswa, (3)
membuat simpulan, ringkasan dan mengerjakan soal seperti Gambar 4.24.
Gambar 4.24.
Siswa dengan senang bermain kuis
Tahap
penutup peneliti bersama siswa melakukan konfirmasi dan menyimpulkan materi pembelajaran dan melaksanakan test untuk mengetahui hasil dan kemampuan
siswa mengerjakan soal identifikasi anggota Tata Surya terhadap pembelajaran dari
awal sampai akhir, dan memberi pekerjaan rumah.
3.
Pengamatan (observing)
Kegiatan dilaksanakan bersamaan pelaksanaan pembelajaran
tanggal 28 Maret 2016. Pada kegiatan pengamatan
peneliti dibantu oleh satu orang observer untuk melaksanakan observasi terhadap
pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sejauhmana peningkatan kemampuan pengerjakan soal belajar Tata Surya. Observasi dilaksanakan menggunakan lembar observasi
yang telah dibuat. Aspek-aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan kinerja
guru selama proses pembelajaran berlangsung serta hasil tes pada akhir siklus.
Hasil analisis data digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan perbaikan siklus
berikutnya seperti pada Gambar 4.25.
Gambar 4.25.
Guru dan Observer sedang melakukan pengamatan siklus II
Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
disajikan dalam Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Rekapitulasi Nilai Siklus II
No
|
Interval
|
Frekuensi
(fi)
|
Nilai
Tengah (xi)
|
fi.xi
|
Persentase
(%)
|
1
|
51
– 60
|
1
|
45,5
|
45,5
|
3,23
|
2
|
61
– 70
|
6
|
55,5
|
333
|
19,35
|
3
|
71
– 80
|
10
|
65,5
|
655
|
32,26
|
4
|
81
– 90
|
6
|
75,5
|
453
|
19,35
|
5
|
91
– 100
|
8
|
85,5
|
684
|
25,81
|
Nilai
rata-rata kelas
|
82,3
|
|
|||
Ketuntasan klasikal (30:31) x 100%
|
96,8%
|
|
Pada
siklus II terjadi peningkatan dari nilai terendah
siklus I adalah 45 pada siklus II menjadi nilai 60. Nilai tertinggi siklus I adalah 90 pada siklus I menjadi 100. Rata-rata siklus I adalah 71,0 pada siklus II menjadi 82,3. Nilai perolehan siklus I disajikan dalam Gambar 4.26.
Gambar 4.26. Diagram
Nilai Hasil Belajaar Siklus II
Data Tabel 4.5 pada siklus II nilai terendah 60 dan tertinggi 100. Rata-rata 82,3. Hasil belajar siklus II dapat disajikan dalam bentuk Tabel 4.6.
Tabel 4.6
Ketuntasan Hasil Pembelajaran Tata Surya Siklus II
No.
|
Skor
|
Ketuntasan
|
Keterangan
|
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|||
1.
|
≥ 70
|
Tuntas
|
30
|
96,8%
|
2.
|
< 70
|
Belum Tuntas
|
1
|
3,2%
|
Jumlah
|
31
|
100%
|
||
Rata-rata
|
82,3
|
|||
Nilai
terendah
|
60
|
|||
Nilai
tertinggi
|
100
|
Ketuntasan
pembelajaran 31
siswa kelas
VI SDN 1 Bulungkulon tahun 2015/2016 pada pembelajaran Tata Surya siklus II diketahui
siswa yang mencapai KKM ada 30
siswa (96,8%), sedangkan yang
belum mencapai KKM ada 1
siswa (3,2%). Ketuntasan hasil belajar siklus II dijelaskan dalam
Gambar 4.27.
Gambar 4.27. Diagram Hasil Belajar siklus II
4.
Refleksi
Refleksi
dan analisis hasil pada Siklus I diperoleh data
ketuntasan belajar siswa ada 21 siswa (67,7%). Pada siklus II ketuntasan
belajar siswa ada 30
siswa (96,8%) peningkatan 29,1%.
Kegiatan pembelajaran siklus II
berlangsung sangat aktif, karena siswa antusias melakukan uji hipotesis dan eksperimen untuk menemukan hal baru berbasis inkuiri. Terjadi
interaksi harmonis dalam satu kelompok maupun antar kelompok. Siswa saling
menanggapi hasil temuan kelompok lain secara rasional dan berpendapat secara
logis demokratis dengan model pembelajaran Bermain Kretek.
Hasil ketuntasan belajar siswa telah mencapai 96,8%,
peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini dapat dikatakan berhasil
karena siswa yang mencapai KKM (nilai 70) >
85%.
D.
Hasil Analisis Data
Analisis data kuantitatif dan
deskriptif berasal dari hasil tes IPA
tentang Tata Surya dari 31
siswa saat sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II. Berdasarkan hasil tes
yang dilakukan diketahui ketuntasan hasil pembelajaran Tata Surya siswa kelas VI saat sebelum tindakan
35,5%,
siklus I mengalami peningkatan 32,2% sehingga pada siklus
I ketuntasan belajar siswa 67,7%, dan pada siklus II
meningkat 29,1% sehingga ketuntasan belajar siswa pada
siklus II mencapai 96,8%.
Untuk
mengetahui berhasil atau tidaknya kegiatan peneliti membandingkan hasil tes
evaluasi yang diberikan pada prasiklus, siklus I dan siklus II yang hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Rekapitulasi Pengelompokan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No.
|
Ketuntasan Belajar
|
Nilai (X)
|
Kondisi awal
|
Siklus I
|
Siklus II
|
|||
Jml
|
%
|
Jml
|
%
|
Jml
|
%
|
|||
1.
|
Belum Tuntas
|
< 70
|
20
|
64,5
|
10
|
32,2
|
1
|
3,2
|
2.
|
Tuntas
|
³70
|
11
|
35,5
|
21
|
67,7
|
30
|
96,8
|
Jumlah
|
31
|
100
|
31
|
100
|
31
|
100
|
||
Nilai
tertinggi
|
70
|
90
|
100
|
|||||
Nilai terendah
|
25
|
45
|
60
|
|||||
Rata-rata
|
57,3
|
71,0
|
82,3
|
Berdasarkan
Tabel 4.7 perbandingan hasil pembelajaran dapat
dijelaskan bahwa pada kondisi awal ada 20 siswa (64,5%) yang belum tuntas karena mendapat nilai ≤KKM,
sedangkan 11 siswa (35,5%) telah tuntas karena mendapat nilai ≥KKM.
Nilai tertinggi yang dicapai 70 dan nilai
terendahnya 25. Karena terdapat 64,5% siswa yang belum tuntas maka diadakan tindakan perbaikan
pembelajaran siklus I.
Pada
evaluasi Siklus I terlihat peningkatan pembelajaran siswa dibanding kondisi
awal, 21 siswa (67,7%) mencapai ≥KKM, sedangkan 10 siswa (32,2%) memperoleh nilai ≤KKM. Nilai tertinggi siswa adalah 100 dan nilai
terendah 45.
Kemudian tindakan dilanjutkan dengan Siklus II. Dalam Siklus II nilai terendah
siswa 60 dan nilai tertinggi 100, sedangkan ketuntasan
hasil belajar siswa 96,8%, dan yang belum tuntas 1 siswa (3,2%).
Hasil
pembelajaran Tata Surya siswa kelas VI berdasarkan tes siklus I dan siklus II selalu mengalami peningkatan yang signifikan. Perbandingan hasil belajar antara kondisi
awal, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada Gambar 4.28.
Gambar 4.28 Diagram
Perbandingan Ketuntasan Hasil Pembelajaran Belajar Tata Surya Prasiklus, Siklus I, Siklus II Kelas VI
SDN 1 Bulungkulon tahun
2015/2016
E.
Pembahasan Hasil
Penelitian
Proses
pembelajaran sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan memanfaatkan buku sebagai sumber
belajar dan metode yang digunakan terbatas pada ceramah, dan tanya jawab sehingga siswa merasa bosan dalam pembelajaran
mengingat materi yang dihafalkan terlalu banyak. Model dan media pembelajaran masih tradisional menyebabkan hasil pembelajaran siswa pada
pelajaran IPA materi belajar Tata Surya rendah. Peneliti dibantu seorang kolabor, dan
satu orang observer yang mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru
dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil tes diperoleh data hasil belajar
siswa setiap siklus mengalami peningkatan. Ketuntasan hasil belajar prasiklus mencapai
35,5%, pada siklus I mencapai 67,7%, dan pada siklus II ketuntasan hasil
belajar mencapai siswa
mmencapai 96,8%. Pembelajaran IPA tentang Tata Surya dengan model pembelajaran Bermain
Kretek terasa
menyenangkan karena belajar
yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indra, menghormati
gaya belajar individu lain dengan cara-cara belajar yang berbeda. Guru berperan
sebagai fasilitor, motivator serta pembimbing bagi siswa. Guru memberikan
arahan-arahan, motivasi, semangat kepada siswa selama pembelajaran untuk menemukan pengalaman baru yang terkesan sepanjang
masa.
Tindakan
pada siklus I tampak inovasi pembelajaran dengan model pembelajaran Bermain Kretek sangat efektif mempengaruhi pemahaman siswa pada
materi yang dipelajari secara konkret untuk menemukan hal baru
berbasis inkuiri. Siswa
dapat melakukan eksplorasi,
menjelajahi untuk menemukan pemahaman materi Tata Surya yang
dijelaskan sebagai berikut: (1) melalui identifikasi
dan permusan masalah merupakan arah yang dicapai memahami konsep dasar Tata Surya dan meneladani
semangat kebersamaan dalam proses penyimpulan, (2) melalui eksplorasi siswa merumuskan
hipotesis dengan cara mengolah data hasil identifikasi, menganalisis,
mengumpulkan bukti-bukti karakteristik Tata Surya, (3) melalui elaborasi siswa menguji hipotesis dengan mangkaji hipotesis benar atau salah. Bila
hipotesis kurang tepat, langkah ini digunakan merevisi rumusan hipotesis karena
melihat langsung ilustrasi benda-benda Tata Surya dalam tayangan multimedia interaktif dan
membandingkan dengan keadaan asli, (4) dengan tanya jawab siswa merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah
untuk memahami materi belajar Tata Surya, (5) siswa mampu menjelaskan nilai tentang kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Menanamkan karakter kebersamaan pada diri siswa, rasa nasionalisme dan
patriotisme setelah manyimpulkan materi Tata Surya. Betapa agung Tuhan yang
Maha Kuasa yang telah menciptakan alam semesta begitu indah dan luar biasa,
menggantung tanpa tali dan teratur dalam peredaran tanpa pernah bertabrakan
dalam lintasan revolusi antar planet-planet mengelilingi Matahari.
Pada Siklus I terjadi perubahan perilaku siswa yang terlihat siswa senang
belajar IPA materi Tata Surya. Siswa tampak antusias dan bergairah belajar
dengan melakukan hipotesis dan berdiskusi dengan teman kelompok. Siswa dapat
berkompetisi dengan kelompok lain. Disamping itu, siswa menemukan pengalaman
baru dengan melihat tayangan benda-benda tata surya yang tidak mungkin dapat
terlihat mata telanjang.
Pada awal
siklus I, permasalahan yang dihadapi dalam penerapan model Bermain Kretek adalah: (1) siswa kurang maksimal menggunakan menggunakan media, (2) siswa malu melakukan kerjasama dan diskusi, karena siswa belum
terbiasa berdiskusi sehingga butuh pembiasaan dan petunjuk guru yang jelas, (3) ada 17 siswa yang ramai dan kurang memperhatikan materi saat eksplorasi. Hal itu karena siswa asyik bermain dan bercengkrama sehingga peneliti mengatasi dengan cara
memberikan stimulus yaitu umpan soal tentang Matahari sebagai pusat Tata Surya dan mengintruksikan kepada semua kelompok mencatat karakteristik Matahari.
Setelah
melakukan eksplorasi dengan merumuskan hipotesis dan
identifikasi tentang Tata Surya, siswa
melakukan elaborasi dengan menguji hipotesis dan tanya jawab kelompok. Maksud elaborasi untuk menguraikan
pengalaman yang didapatkan selama bereksplorasi. Inovasi model pembelajaran Bermain Kretek yang muncul adalah
siswa yang ahli memberikan dan membagikan pengetahuan yang didapat kepada semua
teman dalam kelompok sehingga semua teman dalam kelompok menjadi tahu dan
mengerti. Hal itu sangat berpengaruh untuk menjembatani siswa menguraikan kesulitan yang dialami selama kegiatan pembelajaran
berbasis penemuan (inkuiri). Siswa dapat membuktikan diri untuk paham dan pintar dengan diskusi. Dengan cara tersebut semua siswa tidak hanya menjadi pendengar, tetapi dapat
berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
Setelah latihan tim, siswa
mengikuti kuis secara individu. Kuis dikerjakan oleh siswa secara secara
mandiri. Hal ini dapat menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama
belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan
individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok. Setelah
diberi kuis, hasil kuis itu diskor dan tiap individu diberi skor perkembangan.
Setelah
melakukan elaborasi guru bersama
dengan siswa malakukan konfirmasi
dengan memberi respon kepada siswa. Tujuan konfirmasi untuk meluruskan kesalahan pemahaman siswa. Dengan
penjelasan yang menarik siswa diberi kesempatan menanggapi penjelasan guru.
Pada siklus
II, terjadi perubahan sikap dan keterampilan belajar berupa keberanian siswa
mengungkapkan pendapat dengan menggunakan catatan singkat dan ringkasan. Dalam
bersikap siswa sudah tidak malu-malu untuk menyampaikan hasil penemuan. Para siswa sebagian besar berani tampil di muka
kelas untuk presentasi karena siswa yakin hasil pekerjaan tidak salah. Siswa
dapat melakukan eksplorasi dan elaborasi maksimal dengan model pembelajaran Bermain Kretek, guru mengawasi, meluruskan pemahaman
yang salah, memberikan
ulasan singkat, dan penguatan.
Pembelajaran IPA
meteri Tata Surya dengan Bermain Kretek
sangat digemari siswa. Penggunaan model Bermain
Kretek mampu membangkitkan kreasi dan inovasi guru dalam mengemas proses
belajar mengajar dengan menciptakan suasana menyenangkan. Penciptaan
variasi-variasi baru dapat membangkitkan semangat dan motivasi siswa agar dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan aktif dan antusias.
Penerapan model bermain kretek yang dilandasi pembelajaran inkuiri
berkreasi dengan teknologi komputer dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pelajaran IPA materi Tata Surya. Terjadi perubahan perilaku siswa melalui
kegiatan eksplorasi, elaborasi dan diskusi. Siswa dapat menguji hipotesis untuk
menemukan pengalaman baru sebagai hasil belajar. Siswa berani menyampaikan
pendapat di muka umum dengan percaya diri. Siswa belajar menemukan hal baru
yang belum dipahami dengan menguji hipotesis secara berkelompok. Kerjasama
dengan teman dalam kelompok sudah tampak dalam berdiskusi dan menguji
hipotesis. Oleh karena itu, model bermain kretek direkomendasikan untuk
diterapkan dalam pembelajaran IPA materi Tata Surya kelas VI sekolah dasar.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa
Penelitian dilakukan di kelas VI SDN 1 Bulungkulon pada semester genap 2015/2016 yang
berjumlah 31 siswa
pada pelajaran IPA standar kompetensi 9. Memahami Matahari sebagai pusat Tata Surya dan
interaksi Bumi
dalam Tata Surya, dan kompetensi dasar 9.1 Mendeskripsikan sistem Tata Surya dan posisi penyusun Tata Surya.
Berdasarkan hasil
ulangan siswa diperoleh data nilai hasil belajar
siswa pada pelajaran IPA tentang Tata Surya sebelum dilakukan
tindakan perbaikan pembelajaran. Berikut nilai hasil belajar kondisi
awal dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Rekapitulasi Nilai Prasiklus
No
|
Interval
|
Frekuensi
(fi)
|
Nilai
Tengah (xi)
|
fi.xi
|
Persentase
(%)
|
1
|
11–
20
|
0
|
15,5
|
0
|
0
|
2
|
21
– 30
|
2
|
25,5
|
51
|
6,5
|
3
|
31
– 40
|
3
|
35,5
|
106,5
|
9,7
|
4
|
41
– 50
|
6
|
45,5
|
273
|
19,4
|
5
|
51
– 60
|
6
|
55,5
|
333
|
19,4
|
6
|
61
– 70
|
14
|
65,5
|
917
|
45,2
|
Nilai
rata-rata kelas
|
57,3
|
|
|||
Ketuntasan
klasikal (11:31) x 100% =
|
35,5%
|
|
35
|
Gambar 4.1. Nilai Prasiklus
Pembelajaran Tata Surya
Pada Gambar 4.1 terdapat 11
siswa yang mendapat nilai ≥KKM 70 dan terdapat 20 siswa mendapat nilai di bawah
KKM seperti pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Ketuntasan Hasil PembelajaranTata Surya Prasiklus
No.
|
Skor
|
Ketuntasan
|
Keterangan
|
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|||
1.
|
≥ 70
|
Tuntas
|
11
|
35,5%
|
2.
|
< 70
|
Belum Tuntas
|
20
|
64,5%
|
Jumlah
|
31
|
100%
|
||
Rata-rata
|
57,3
|
|||
Nilai
terendah
|
25
|
|||
Nilai
tertinggi
|
70
|
Tabel
4.2 menunjukkan keadaan hasil belajar sebelum diadakan
tindakan dari 31 siswa kelas VI SDN 1 Bulungkulon. Siswa
yang mencapai ketuntasan belajar hanya 11
siswa (35,5%). Siswa yang belum
tuntas belajar 20
siswa (64,5%). Nilai rata-rata
siswa 57,3 dengan nilai terendah 25 dan tertinggi 70. Ketuntasan hasil belajar dijelaskan pada Gambar 4.2.
Gambar
4.2
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus
Dari Gambar
4.2
menunjukkan bahwa hasil belajar Tata Surya kondisi awal masih rendah
karena ketuntasan klasikal hasil belajar siswa 35,5%, artinya siswa dapat
mencapai nilai ≥KKM 70 ada 11 siswa dari 31 siswa kelas VI. Keadaan
tersebut dikarenakan guru belum menguasai teori
belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran dalam menerapkan berbagai pendekatan,
strategi,metode, dan teknik pembelajaran secara aktif, inovatif, kreatif,
efektif,dan menyenangkan (PAIKEM) sehingga berimbas siswa
tidak bersmangat dalam mengikuti pembelajaran Tata Surya. Suasana kegiatan pembelajaran
membosankan, seperti terihat pada Gambar 4.3.
Gambar
4.3 Kondisi Awal Siswa Tidak Bersemangat Belajar
Kegiatan pembelajaran
yang belum menerapkan model pembelajaran Bermain Kretek berimbas ketidakaktifan siswa yang
tersaji pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Suasana Kelas yang Menunjukkan Siswa Kurang Aktif
Berdasarkan Gambar 4.4 menunjukkan bahwa pelaksaan
pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat tradisional atau konvensional. Pembelajaran itu lebih
banyak diisi oleh guru yang menjelaskan pelajaran dengan ceramah. Dalam pembelajaran hanya
menggunakan media yang terbatas dan siswa terlihat pasif saat diberi kesempatan
untuk bertanya. Selain itu, guru kurang
memaksimalkan penggunaan media dalam proses kegiatan
pembelajaran. Hal tersebut berakibat siswa menjadi jenuh dan
kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa lebih suka bercakap-cakap dengan
teman sebangkunya atau bermain sendiri.
Guru mengakui bahwa dalam penyampaian
pembelajaraan maupun penyusunan rencana progam pembelajaran mengalami kesulitan
menentukan metode pembelajaran yang aktif, inspiratif, inovatif, kreatif
efektif dan menyenangkan. Hambatan yang paling
besar dalam menerapkan pembelajaran yang menarik adalah minimnya
pengetahuan dan wawasan para guru dalam melakukan kegiatan inovasi
pembelajaran.
Berdasarkan
hasil pengamatan terhadap pembelajaran,
perlu menggunakan model pembelajaran yang menarik.
Oleh karena itu,
peneliti berupaya melakukan inovasi pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran Bermain
Kretek melalui penelitian tindakan
sekolah yang dilaksanakan dalam dua
siklus. Kondisi
pada diagram 4.2 dengan ketuntasan hanya 35,5%,
peneliti merancang
penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Bermain Kretek
yang diterapkan dalam dua siklus dengan harapan ketuntasan
belajar dapat maksimal.
B.
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan dalam
Siklus I diuraikan dengan rincian berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan
dilaksanakan hari Senin, tanggal 14 Maret 2016. Sebelum mengadakan kegiatan belajar mengajar peneliti bersama guru kolabor mempelajari materi serta mempersiapkan
Perangkat pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar evaluasi Siklus I, rubrik
penelitian dan Silabus serta
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Untuk memperlancar pelaksanaan
pembelajaran siswa diorganisasi menjadi 6 kelompok secara heterogen. Ada 1 kelompok yang jumlah anggotanya 6 orang,
karena jumlah siswa dalam kelas 31 siswa.
Perencanaan siklus I seperti tersaji pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Bersama Teman Sejawat Merancang Rencana Perbaikan
Pembelajaran Siklus I
2. Tindakan
Tindakan
ini dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Maret 2016,
beberapa kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan awal, kegiatan inti, dan
penutup.
Pertemuan
Pertama. Pada pertemuan pertama diawali dengan Pendahuluan.
Kegiatan yang dilakukan adalah Peneliti mengkondisikan siswa secara berkelompok agar siap menerima pelajaran, setelah salam guru melakukan presensi dan apersepsi,
menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan dan manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran, menanyakan
keadaan dan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran, memotivasi siswa dengan memberi ucapan: “anak-anak, hari ini
kita akan belajar dengan menyenangkan. Kalian semua akan mendapatkan hal baru
yang sangat menarik dan menyenangkan. Betapa tidak, kita akan bersama belajar Tata
Surya, karena pada setiap keadaan manusia senantiasa dihadapkan persoalan
tersebut.”
Setelah
pendahuluan, dilanjutkan dengan kegiatan inti. Pada tahap inti, yaitu tahap melaksanakan pembelajaran IPA (1) siswa melakukan pengamatan, mengamati sebuah Bola dunia, dan
tayangan yang ada pada LCD tentang Tata Surya planet Merkurius, Venus, dan Bumi
(2) siswa menanya dan berdiskusi dalam kelompoknya, (3) eksplorasi, siswa mencoba penjelajahan menjelajah
pikiran untuk menemukan persoalan terkait Merkurius, Venus, dan Bumi dengan melihat tayangan yang
ada pada layar LCD di depan kelas (4) siswa menguji hipotesis dan memastikan bahwa
seluruh kelompok sudah memahami hasil pengamatan tersebut seperti pada Gambar
4.6.
Gambar 4.6 Siswa Melakukan Percobaan Merumuskan Hipotesis
Siswa melakukan elaborasi, melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis, (6) siswa
mensintesa masalah, (7) merumuskan alternatif pemecahan masalah, (8) menetapkan
pemecahan masalah, membuat simpulan, ringkasan dan mengerjakan soal.
Setelah itu, setiap
anggota dalam kelompok memeriksa hasil penemuan. Setelah
semua siswa dalam kelompok menemukan jawabannya, siswa berdiskusi dalam
kelompoknya. Hasil
diskusi disepakati kelompok dan dimajukan untuk didiskusikan antar kelompok. Siswa yang ditunjuk
maju mewakili kelompok untuk mempresentasikan hasil. Kelompok
yang lain menanggapinya sehingga diskusi semangat. Siswa membangun karakter kebersamaan,
menghargai pendapat orang lain, menyanggah dengan
sopan dan santun berdebat seperti Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Siswa Berani Menyampaikan Pendapat Hasil Penemuan
Setelah itu, siswa menemukan hal baru
secara individu. Penemuan
dikerjakan oleh siswa secara secara mandiri. Hal ini dapat menunjukkan apa saja
yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan
sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan
kelompok kemudian nilai hasil individu. Ketika
mencoba menemukan hal baru, guru memberikan merangsang siswa untuk menjawab berkelompok dan
individu. Pemberian penghagaan hasil
temuan membuat siswa bersemangat dan berlomba untuk mendapatkan
nilai semaksimal. Setelah itu guru bersama siswa membuat simpulan,
ringkasan dan mengerjakan soal seperti Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Siswa Menjawab Kuis Dengan Antusias dan Bersemangat
Konfirmasi,
dalam kegiatan ini: (1)
dengan menggunakan multimedia interaktif, guru
meluruskan kesalahan siswa dalam diskusi, (2)
guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, (3) guru bersama siswa
bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
Kegiatan Penutup, pada kegiatan ini guru:
(1) memberikan evaluasi berupa tes akhir (tes hasil belajar),
(2) setiap siswa mendapatkan soal untuk dikerjakan,
(3) setelah selesai, secara
bergantian siswa maju
ke depan kelas untuk mengerjakan soal,
sementara siswa yang lain mengoreksi
hasil tes dengan cara menukarkan jawaban kepada temannya,
(4) guru melakukan
analisis hasil evaluasi.
Pertemuan
Kedua diawali dengan pendahuluan. Peneliti mengkondisikan siswa secara berkelompok.
Tiap kelompok terdiri dari 5 siswa secara heterogen. Ada 1 kelompok yang
memiliki 6 siswa karena dalam 1 kelas ada 31 siswa seperti Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Guru Mengelompokkan Secara Heterogen
Guru melakukan
presensi dan apersepsi,
berdoa, menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan manfaat yang diperoleh
siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Bermain
Kretek, memotivasi siswa dengan memberi senyuman dan ucapan:
“anak-anak yang pak guru banggakan, bagaimana
keadaan kalian?, semoga sehat selalu dan bahagia. Hari ini kita akan belajar sesuatu
yang mengagumkan. Kalian akan penasaran, dan ingin segera mengetahuinya.
Kemudian kalian ingin sekali mengerjakan dan ingin tahu keberhasilan yang
didapat hari ini. Kalian akan mendapatkan hal baru yang sangat menarik dan
menyenangkan. Betapa tidak, kita akan bersama belajar planet ini (guru sambil menunjuk gambar Mars,
Yupiter, dan Saturnus pada LCD). Kalian
akan kagum dan menjadi siswa yang hebat. Pak guru harapkan, kalian akan dapat
bekerjasama dan saling membantu selama proses pembelajaran. Akan tetapi, pada
saat tes hendaklah berpegang teguh pada kejujuran, kerjakan sendiri dengan
percaya diri.” Kemudian guru mengajak
menyanyi “Topi Saya Bundar”, setelah itu, menayangkan macam-macam Tata Surya dengan LCD.
Kegiatan Inti. Pada
tahap inti, yaitu tahap melaksanakan pembelajaran IPA tentang Planet Mars, Yupiter, dan Saturnus
dengan model pembelajaran Bermain Kretek (1) siswa melakukan pengamatan,
merumuskan masalah pada bola dunia dan gambar yang ditayangkan LCD, (2) siswa
menanya dan berdiskusi dalam kelompok, (3) eksplorasi, melakukan penjelajahan dengan
mengidentifikasi planet dan Tata
Surya dengan melihat tayangan pada layar LCD di depan kelas (4) siswa menguji
hipotesis dan memastikan seluruh kelompok sudah memahami planet Mars, Yupiter,
dan Saturnus seperti Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Siswa Bereksperimen, Menguji Hipotesis
Kegiatan selanjutnya adalah Elaborasi, (5) siswa melakukan elaborasi, melakukan eksperimen dan menguji hipotesis, 6) siswa
mensintesa masalah planet-planet, (7) merumuskan alternatif pemecahan masalah, (8) menetapkan
pemecahan masalah, membuat simpulan, ringkasan,
berdiskusi dan mengerjakan soal.
Kemudian setiap anggota dalam kelompok
memeriksa hasil penemuan eksperimen. Setelah semua
siswa dalam kelompok menemukan jawabannya, siswa berdiskusi dalam kelompoknya. Hasil diskusi
disepakati kelompok dan dimajukan untuk didiskusikan antar kelompok. Siswa yang ditunjuk
maju mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil. Kelompok
yang lain menanggapinya sehingga diskusi semangat. Siswa membangun karakter kebersamaan,
menghargai pendapat orang lain, menyanggah dengan
sopan dan santun berdebat seperti Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Siswa Memaparkan Hasil Penemuan Eksperimen
Penutup. Pada
tahap ini, peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan
melaksanakan test untuk
mengetahui hasil dan kemampuan siswa mengerjakan soal belajar Tata Surya terhadap pembelajaran dari awal sampai akhir, dan memberi
pekerjaan rumah.
Pertemuan
Ketiga diawali dengan pendahuluan. Peneliti mengkondisikan siswa secara berkelompok.
Guru mengucap salam dan berdoa, melakukan presensi dan apersepsi,
menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan dan manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Bermain Kretek, memotivasi siswa dengan memberi senyuman dan ucapan:
“anak-anak, bagaimana keadaan kalian?, semoga sehat selalu dan bahagia. Pak
guru kagum kepada kalian. Selama beberapa hari ini kalian terlihat banyak
mengalami perkembangan dan kemajuan belajar. Ini harus terus ditingkatkan,
dengan sungguh-sungguh dan kerja keras, kelak kalian dapat meraih apa yang
kalian inginkan. Saya doakan semoga kalian selalu sukses dan dirahmati Allah
SWT, Tuhan yang Maha Kuasa. Hari ini kita akan belajar sesuatu yang mengagumkan.
Kalian akan penasaran, dan ingin segera mengetahuinya. Kemudian kalian ingin
sekali mengerjakan dan ingin tahu keberhasilan yang didapat hari ini. Kalian
akan mendapatkan hal baru yang sangat menarik dan menyenangkan. Betapa tidak,
kita akan bersama belajar planet ini
(guru sambil menunjuk gambar Uranus, Neptunus dan benda luar angkasa lainnya
pada tayangan LCD). Kalian akan kagum dan menjadi siswa yang hebat. Pak guru
harapkan, kalian akan dapat bekerjasama dan saling membantu selama proses
pembelajaran. Akan tetapi, pada saat tes hendaklah berpegang teguh pada
kejujuran, kerjakan sendiri dengan percaya diri.” Kemudian guru menayangkan
macam-macam Tata Surya dengan LCD.
Kegiatan Inti. Pada
tahap inti, yaitu tahap melaksanakan pembelajaran IPA Tata Surya dengan model pembelajaran Bermain Kretek (1)
siswa melakukan pengamatan,
mengamati gambar Uranus, Neptunus, dan benda luar angkasa lain (2) siswa
menanya dan berdiskusi dalam kelompok, (3) eksplorasi, melakukan penjelajahan dengan
mengidentifikasi planet dan benda langit dalam tata surya bersama kelompok dengan melihat tayangan yang ada pada layar
LCD di depan kelas (4) siswa menguji hipotesis dan memastikan bahwa
seluruh kelompok sudah memahami planet Uranus, Neptunus, dan benda luar angkasa
lain seperti Gambar 4.12.
Gambar 4.12 Guru dan Siswa Mengamati Bumi dan Tata Surya
elaborasi, siswa melakukan elaborasi, melakukan eksperimen dan menguji hipotesis, 6) siswa
mensintesa masalah planet-planet, (7) merumuskan alternatif pemecahan masalah, (8) menetapkan
pemecahan masalah, membuat simpulan, ringkasan,
berdiskusi dan mengerjakan soal seperti Gambar 4.13.
Gambar 4.13.
Siswa memaparkan hasil penemuan eksperimen dan berdiskusi
Pada
tahap penutup, peneliti bersama siswa
menyimpulkan materi pembelajaran dan melaksanakan test untuk mengetahui hasil dan kemampuan
siswa mengerjakan soal belajar Tata Surya terhadap pembelajaran dari awal sampai akhir, dan memberi
pekerjaan rumah.
3.
Pengamatan (observing)
Pada kegiatan ini peneliti dibantu oleh satu orang
observer untuk melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan untuk
mengetahui sejauhmana peningkatan
kemampuan pengerjakan soal belajar Tata Surya. Observasi dilaksanakan bersamaan pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Aspek-aspek yang diamati
adalah keaktifan siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung
serta hasil tes pada akhir siklus. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam
tahap ini digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan perbaikan siklus
berikutnya seperti Gambar 4.14.
Gambar 4.14. Guru dan Observer melakukan pengamatan siklus I
Pada Siklus I pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan. Nilai tes yang dicapai siswa meningkat cukup memuaskan. namun, hasilnya belum
mencapai 85% dari kriteria ketuntasan sebagai indikator keberhasilan kinerja.
Berikut perolehan nilai siklus I pada
tabel 4.3.
Tabel 4.3
Rekapitulasi Nilai Siklus I
No
|
Interval
|
Frekuensi
(fi)
|
Nilai
Tengah (xi)
|
fi.xi
|
Prosentase
|
1
|
41
– 50
|
4
|
45,5
|
182
|
12,9
|
2
|
51
– 60
|
1
|
55,5
|
55,5
|
3,2
|
3
|
61
– 70
|
12
|
65,5
|
786
|
38,7
|
4
|
71
– 80
|
8
|
75,5
|
604
|
25,8
|
5
|
81
– 90
|
6
|
85,5
|
513
|
19,4
|
Nilai
rata-rata kelas
|
71,0
|
|
|||
Ketuntasan klasikal (21:31) x 100%
|
67,7
|
|
Pada
siklus I terjadi peningkatan dari nilai terendah prasiklus 25 pada siklus I menjadi nilai 45. Nilai tertinggi prasiklus 70 pada siklus I menjadi 90. Rata-rata prasiklus 57,3 pada siklus I menjadi 71,0. Nilai perolehan siklus I disajikan dalam Gambar
4.15.
Gambar 4.15. Diagram
Nilai Siklus I
Berdasarkan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai siklus I dapat
disajikan dalam bentuk tabel 4.4.
Tabel
4.4
Ketuntasan
Hasil Pembelajaran
Tata Surya Siklus I
No.
|
Skor
|
Ketuntasan
|
Keterangan
|
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|||
1.
|
≥ 70
|
Tuntas
|
21
|
67,7%
|
2.
|
< 70
|
Belum Tuntas
|
10
|
32,3%
|
Jumlah
|
31
|
100%
|
||
Rata-rata
|
71,0
|
|||
Nilai
terendah
|
45
|
|||
Nilai
tertinggi
|
90
|
Ketuntasan belajar siswa pada
siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM
sebanyak 10
siswa atau 32,3%,
sedangkan yang mencapai KKM sebanyak 21
siswa atau 67,7%.
Ketuntasan mengalami peningkatan sebesar 32,2%.
Untuk lebih jelasnya lihat pada Gambar 4.16.
Gambar 4.16
Diagram Hasil Belajar Siklus I
4. Refleksi
Ketuntasan belajar siswa prasiklus 11 siswa (35,5%), sedangkan siklus I
menjadi 21 siswa (67,7%). Terjadi peningkatan 32,2%. Nilai terendah prasiklus 25 pada siklus I nilai terendah
45. Nilai tertinggi prasiklus 70, pada siklus I menjadi 90. Nilai rata-rata
kelas prasiklus 57,3, pada siklus I menjadi 71,0.
Permasalahan yang dihadapi adalah: (a) siswa belum optimal mengikuti pembelajaran dengan model Bermain Kretek sehingga siswa tidak dapat
bereksplorasi dan elaborasi maksimal, (b)
siswa masih malu-malu berdiskusi, bertanya dan menyampaikan pendapatnya, (c) waktu yang
diperlukan tidak mencukupi, (d) siswa
kurang bekerja sama dalam berdiskusi, karena masih ada siswa yang main sendiri, (e) siswa yang kelompoknya
kurang siap untuk mempresentasikan hasil diskusi tidak berani maju menyampaikan hasil pekerjaannya, penampilan siswa masih ragu – ragu dan kurang lancar dalam
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas,
(f) perhatian dan bimbingan guru
masih kurang merata, sehingga masih ada siswa yang menunggu bimbingan guru.
Berdasarkan permasalahan di atas,
maka perlu diadakan revisi untuk pelaksanaan siklus berikutnya: (a) mengoptimalkan pembelajaran dengan model Bermain Kretek agar siswa bebas
bereksplorasi, dan berelaborasi, (b) menumbuhkan kepercayaan diri siswa agar
tidak malu bertanya, (c) efisiensi waktu dengan menyiapkan media terlebih
dahulu, (d) mengajak siswa untuk bisa bekerjasama dengan kelompoknya ketika
berdiskusi, (e) meningatkan keberanian siswa maju untuk menampilkan hasil
pekerjaannya, (f) guru memberi perhatian merata sehingga siswa siap mengerjakan.
Siswa yang tuntas
mencapai nilai KKM 70 belum mencapai 85%. Oleh karena itu, perlu dilakukan
perbaikan pembelajaran siklus II.
C.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Kegiatan
dalam Siklus II, dijabarkan dengan
rincian sebagai berikut:
1. Perencanaan
Tahap
perencanaan dilakukan pada hari Kamis, tanggal 24 Maret 2016. Persiapan yang dilakukan peneliti meliputi: (a) merevisi
RPP, (b) penyusunan skenario perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Bermain Kretek, c) menyusun alat evaluasi dan penilaian. Untuk memperlancar pelaksanaan pembelajaran
siswa diorganisasi menjadi 5 kelompok secara heterogen. Kegiatan perencanaan terlukis seperti pada Gambar 4.17.
Gambar 4.17.
Peneliti bersama kolabor menyusun rencana perbaikan
penbelajaran
2. Tindakan
Pertemuan pertama, tindakan dilaksanakan pada hari Senin, 28 Maret 2016 melalui Kegiatan Awal, kegiatan inti, dan penutup. Pada kegiatan awal
sebelum pembelajaran
ruang telah ditata rapi sesuai persiapan pembelajaran, tempat duduk siswa
membentuk huruf U agar memudahkan siswa berkelompok secara heterogen. Mengawali
pembelajaran guru mengucap salam dan berdoa , berdoa,
presensi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, memotivasi, bertanya keadaan dan kesiapan
siswa dalam mengikuti materi yang akan disampaikan. Guru memberi penyegaran
dengan menyanyi bersama siswa “Bola Itu
Bundar”.
Memotivasi siswa dengan memberi senyuman dan ucapan: “anak-anak, bagaimana keadaan kalian?,
semoga sehat selalu dan bahagia. Pak guru kagum kepada kalian. Selama beberapa
hari ini kalian terlihat banyak mengalami perkembangan dan kemajuan belajar.
Ini harus terus ditingkatkan, dengan sungguh-sungguh dan kerja keras, kelak
kalian dapat meraih apa yang kalian inginkan. Saya doakan semoga kalian selalu
sukses dan dirahmati Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa. Hari ini kita akan
belajar sesuatu yang mengagumkan. Kalian akan penasaran, dan ingin segera
mengetahuinya. Kemudian kalian ingin sekali mengerjakan dan ingin tahu
keberhasilan yang didapat hari ini. Kalian akan mendapatkan hal baru yang
sangat menarik dan menyenangkan. Betapa tidak, kita akan bersama tentang
benda-benda lagit yang masih asing bagi kita (guru menunjuk gambar planet
yang ditayangkan pada LCD) yang sengaja
disiapkan guru agar siswa tertarik. Setiap manusia senantiasa dihadapkan persoalan
tersebut, yaitu megetahui belajar suatu benda. Kalian akan kagum dan menjadi
siswa yang hebat. Pak guru harapkan, kalian akan dapat bekerjasama dan saling
membantu selama proses pembelajaran. Akan tetapi, pada saat tes hendaklah
berpegang teguh pada kejujuran, kerjakan sendiri dengan percaya diri.” Kemudian
guru menayangkan macam-macam Tata Surya dengan LCD multimedia
interaktif Tata Surya, dan bertanya jawab pada siswa. “perhatikan gambar tayangan di layar!”.
Siswa menyimak tayangan dan
mengamati, mencatat seperlunya.
Kegiatan
Inti, pada kegiatan
inti langkah yang dilakukan adalah: (1) Siswa
belajar bersama dalam kelompok dan guru mengeksplorasi siswa, (2) guru menayangkan gambar Tata Surya, (3) setelah
tayangan selesai guru bertanya jawab tentang gambaran keadaan Tata Surya, bagaimana karakteristik planet-planet, (4) siswa melakukan pengamatan,
mengamati gambar tayang, siswa melakukan hipotesis, (5) siswa menanya dan
mencari tahu cara yang paling cepat untuk mengidentifikasi anggota
planet-planet dalam Tata Surya secara kelompok, (6) semua siswa menguji hipotesis dengan mengerjakan paling mudah dan cepat diingat,
kemudian memberi tahu anggota kelompok seperti tersaji pada Gambar 4.18.
Gambar 4.18.
Siswa mencoba mencari cara yang paling mudah menghitung belajar
Tata Surya
Elaborasi, kegiatan
meliputi: (1)
siswa membagi tugas untuk menguji jawaban, (2) setiap siswa mencari
jawaban pertanyaan guru, dengan menyusun data, menganalisis data, sekuensi bentuk planet,
kala rotasi, kala revolusi, (3) setelah semua siswa
dalam kelompok menemukan jawabannya, siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menarik kesimpulan, (4) hasil
diskusi disepakati kelompok dan dimajukan untuk didiskusikan antar kelompok.
Siswa yang ditunjuk maju mewakili kelompok untuk mempresentasikan hasil.
Kelompok lain menanggapi sehingga
diskusi semangat, siswa bebas mengungkapkan hasil pamikira. Siswa membangun
karakter kebersamaan, menghargai pendapat orang lain.
Siswa mengikuti kuis secara
individu. Kuis dikerjakan siswa secara secara mandiri. Hal ini dapat
menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok.
Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam
nilai perkembangan kelompok. Setelah
diberi kuis, hasil kuis itu diskor dan tiap individu diberi skor perkembangan seperti pada Gambar 4.19
Gambar 4.19.
Siswa berdiskusi, saling berdebat
Konfirmasi,
dalam kegiatan ini: guru
meluruskan kesalahan siswa dalam diskusi, guru bertanya jawab tentang hal-hal
yang belum diketahui siswa, guru bersama
siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, motivasi, dan penyimpulan.
Kegiatan Penutup. Pada kegiatan penutup guru memberikan evaluasi
berupa tes akhir (tes
hasil belajar). Setiap siswa mengerjakan soal. Setelah selesai mengerjakan
secara bergantian siswa maju ke depan kelas sedangkan siswa lain mengoreksi hasil tes dengan menukarkan jawaban kepada
teman.
Pertemuan
Kedua diawali dengan pendahuluan. Peneliti mengkondisikan siswa secara berkelompok. Guru melakukan
presensi dan apersepsi,
dan berdoa kemudian menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan manfaat yang diperoleh
siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Bermain
Kretek, memotivasi siswa dengan memberi senyuman dan ucapan: “anak-anak
yang pandai dan bijaksana, bagaimana
keadaan kalian?, semoga selalu sehat dan bahagia dalam lindungan Allah Taala. Hari
ini kita akan belajar sesuatu yang langka. Kalian akan penasaran, dan ingin
segera mengetahui. Kemudian kalian ingin sekali mengerjakan dan ingin tahu
keberhasilan yang didapat hari ini. Kalian akan mendapatkan hal baru yang
sangat menarik dan menyenangkan. Betapa tidak, kita akan bersama menghitung belajar
benda ini (guru sambil menunjuk gambar anggota Tata Surya dalam tayangan LCD),
karena pada setiap keadaan manusia senantiasa dihadapkan persoalan tersebut.
Kalian akan kagum dan menjadi siswa yang hebat. Pak guru harapkan, kalian akan
dapat bekerjasama dan saling membantu selama proses pembelajaran. Akan tetapi,
pada saat tes hendaklah berpegang teguh pada kejujuran, kerjakan sendiri dengan
percaya diri.” Kemudian guru mengajak
menyanyi “Aku Cah Sekolah”, setelah itu, menayangkan macam-macam Tata Surya dengan LCD.
Kegiatan Inti. Pada
tahap inti, yaitu tahap melaksanakan pembelajaran IPA tentang belajar Tata Surya dengan model pembelajaran Bermain Kretek meliputi: (1)
siswa melakukan pengamatan,
mengamati tayangan berbentuk planet, satelit-satelit berbentuk bulat, dan benda
ruang angkasa lain, (2) siswa menanya dan merumuskan hipotesis, (3) eksplorasi, siswa mencoba penjelajahan dengan mengidentifikasi tayangan berupa satelit planet, bintang, meteor,
planetoid, komet dan benda Tata Surya, dengan melihat tayangan yang ada pada layar LCD di depan kelas (4) siswa menguji dan memastikan
bahwa seluruh kelompok sudah memahami identifikasi seperti pada Gambar 4.20.
Gambar 4.20.
Siswa bereksperimen, mendeskripsikan benda-benda Tata
Surya
Kegiatan elaborasi meliputi: (1) siswa membagi
tugas dan tanggung jawab untuk menguji
hipotesis, (2) setiap siswa mencari jawaban
pertanyaan guru tentang
belajar bangun bulat,
siswa yang pintar dan sudah tahu jawaban memberi tahu dan
mengajari teman dalam kelompok yang belum memahami sehingga semua kelompok
menjadi mengerti. Setelah itu, setiap anggota dalam kelompok memeriksa hasil temuan. Setelah
semua siswa dalam kelompok menemukan jawaban, siswa berdiskusi dalam kelompok. Hasil diskusi
disepakati kelompok dan dimajukan untuk didiskusikan antar kelompok. Siswa yang ditunjuk
maju mewakili kelompok untuk mempresentasikan hasil. Kelompok
yang lain menanggapi sehingga diskusi semangat. Siswa membangun karakter kebersamaan,
menghargai pendapat orang lain, menyanggah dengan
sopan dan santun berdebat seperti Gambar 4.21.
Gambar 4.21.
Siswa memaparkan hasil temuan
Penutup. Pada
tahap ini, peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan
melaksanakan test untuk
mengetahui hasil dan kemampuan siswa mengerjakan soal belajar Tata Surya terhadap pembelajaran dari
awal sampai akhir, dan memberi pekerjaan rumah.
Pertemuan
Ketiga diawali dengan pendahuluan. Peneliti mengkondisikan siswa secara berkelompok.
Guru mengucap salam dan berdoa, melakukan presensi dan apersepsi,
berdoa, dan menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan manfaat yang diperoleh
siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Bermain
Kretek, memotivasi siswa dengan memberi senyuman dan ucapan: “anak-anak,
pak guru sudah rindu kepada kalian semua?, apakah kalian juga rindu pak guru? Baiklah,
semoga kita semua sehat selalu dan bahagia dalam lindungan Allah Taala. Pak
guru kagum kepada kalian. Selama beberapa hari ini kalian terlihat banyak
mengalami perkembangan dan kemajuan belajar. Ini harus terus ditingkatkan,
dengan sungguh-sungguh dan kerja keras, kelak kalian dapat meraih apa yang
kalian inginkan. Saya doakan semoga kalian selalu sukses dan dirahmati Allah
SWT, Tuhan yang Maha Kuasa. Hari ini kita akan belajar sesuatu yang menakjubkan.
Kalian akan penasaran, dan ingin segera mengetahui. Kemudian kalian ingin
sekali mengerjakan dan ingin tahu keberhasilan yang didapat hari ini. Kalian
akan mendapatkan hal baru yang sangat menarik dan menyenangkan. Betapa tidak,
kita akan menjelajahi berbagai komet yang selalu bergerak di luar angkasa.
Kalian akan kagum dan menjadi siswa yang hebat. Pak guru harapkan, kalian akan
dapat bekerjasama dan saling membantu selama proses pembelajaran. Akan tetapi,
pada saat tes hendaklah berpegang teguh pada kejujuran, kerjakan sendiri dengan
percaya diri.” Guru mengajak menyanyi “lihat kebunku” Kemudian guru menayangkan
macam-macam Tata Surya dengan LCD.
Kegiatan Inti, yaitu
tahap melaksanakan pembelajaran IPA tentang belajar Tata Surya dengan
model pembelajaran Bermain Kretek (1)
siswa melakukan pengamatan
pada komet. Kemudian siswa menentukan rumusan masalah dan perumusan hipotesis
(2) siswa menanya dan mmendiskusikan data-data dalam kelompok seperti tersaji
Gambar 4.22.
Gambar 4.22.
Siswa melakukan pengamatan pada siklus II
Eksplorasi, (1) bereksperimen, siswa mencoba penjelajahan dengan menguji hipotesis tentang komet, asteroid, planetoid, maupun satelit. Memahami dan menemukan hal terbaru dalam Tata Surya, dengan melihat tayangan yang ada pada layar
LCD di depan kelas (2) siswa menguji dan memastikan bahwa seluruh
kelompok sudah memahami identifikasi komet,
asteroid, planetoid, dan satelit seperti Gambar 4.23.
Gambar 4.23.
Siswa berdiskusi pada siklus II
Elaborasi, kegiatan meliputi: (1) menguji hipotesis
dengan menganalisis data-data yang ditemukan, (2) menguraikan pengalaman yang ditemukan dalam kelompok untuk dipaparkan kelompok lain, (3) siswa melakukan diskusi antar kelompok untuk memaparkan hasil
temuan, (4) pemberian
skor dan penghagaan hasil temuan siswa, (3)
membuat simpulan, ringkasan dan mengerjakan soal seperti Gambar 4.24.
Gambar 4.24.
Siswa dengan senang bermain kuis
Tahap
penutup peneliti bersama siswa melakukan konfirmasi dan menyimpulkan materi pembelajaran dan melaksanakan test untuk mengetahui hasil dan kemampuan
siswa mengerjakan soal identifikasi anggota Tata Surya terhadap pembelajaran dari
awal sampai akhir, dan memberi pekerjaan rumah.
3.
Pengamatan (observing)
Kegiatan dilaksanakan bersamaan pelaksanaan pembelajaran
tanggal 28 Maret 2016. Pada kegiatan pengamatan
peneliti dibantu oleh satu orang observer untuk melaksanakan observasi terhadap
pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sejauhmana peningkatan kemampuan pengerjakan soal belajar Tata Surya. Observasi dilaksanakan menggunakan lembar observasi
yang telah dibuat. Aspek-aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan kinerja
guru selama proses pembelajaran berlangsung serta hasil tes pada akhir siklus.
Hasil analisis data digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan perbaikan siklus
berikutnya seperti pada Gambar 4.25.
Gambar 4.25.
Guru dan Observer sedang melakukan pengamatan siklus II
Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
disajikan dalam Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Rekapitulasi Nilai Siklus II
No
|
Interval
|
Frekuensi
(fi)
|
Nilai
Tengah (xi)
|
fi.xi
|
Persentase
(%)
|
1
|
51
– 60
|
1
|
45,5
|
45,5
|
3,23
|
2
|
61
– 70
|
6
|
55,5
|
333
|
19,35
|
3
|
71
– 80
|
10
|
65,5
|
655
|
32,26
|
4
|
81
– 90
|
6
|
75,5
|
453
|
19,35
|
5
|
91
– 100
|
8
|
85,5
|
684
|
25,81
|
Nilai
rata-rata kelas
|
82,3
|
|
|||
Ketuntasan klasikal (30:31) x 100%
|
96,8%
|
|
Pada
siklus II terjadi peningkatan dari nilai terendah
siklus I adalah 45 pada siklus II menjadi nilai 60. Nilai tertinggi siklus I adalah 90 pada siklus I menjadi 100. Rata-rata siklus I adalah 71,0 pada siklus II menjadi 82,3. Nilai perolehan siklus I disajikan dalam Gambar 4.26.
Gambar 4.26. Diagram
Nilai Hasil Belajaar Siklus II
Data Tabel 4.5 pada siklus II nilai terendah 60 dan tertinggi 100. Rata-rata 82,3. Hasil belajar siklus II dapat disajikan dalam bentuk Tabel 4.6.
Tabel 4.6
Ketuntasan Hasil Pembelajaran Tata Surya Siklus II
No.
|
Skor
|
Ketuntasan
|
Keterangan
|
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|||
1.
|
≥ 70
|
Tuntas
|
30
|
96,8%
|
2.
|
< 70
|
Belum Tuntas
|
1
|
3,2%
|
Jumlah
|
31
|
100%
|
||
Rata-rata
|
82,3
|
|||
Nilai
terendah
|
60
|
|||
Nilai
tertinggi
|
100
|
Ketuntasan
pembelajaran 31
siswa kelas
VI SDN 1 Bulungkulon tahun 2015/2016 pada pembelajaran Tata Surya siklus II diketahui
siswa yang mencapai KKM ada 30
siswa (96,8%), sedangkan yang
belum mencapai KKM ada 1
siswa (3,2%). Ketuntasan hasil belajar siklus II dijelaskan dalam
Gambar 4.27.
Gambar 4.27. Diagram Hasil Belajar siklus II
4.
Refleksi
Refleksi
dan analisis hasil pada Siklus I diperoleh data
ketuntasan belajar siswa ada 21 siswa (67,7%). Pada siklus II ketuntasan
belajar siswa ada 30
siswa (96,8%) peningkatan 29,1%.
Kegiatan pembelajaran siklus II
berlangsung sangat aktif, karena siswa antusias melakukan uji hipotesis dan eksperimen untuk menemukan hal baru berbasis inkuiri. Terjadi
interaksi harmonis dalam satu kelompok maupun antar kelompok. Siswa saling
menanggapi hasil temuan kelompok lain secara rasional dan berpendapat secara
logis demokratis dengan model pembelajaran Bermain Kretek.
Hasil ketuntasan belajar siswa telah mencapai 96,8%,
peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini dapat dikatakan berhasil
karena siswa yang mencapai KKM (nilai 70) >
85%.
D.
Hasil Analisis Data
Analisis data kuantitatif dan
deskriptif berasal dari hasil tes IPA
tentang Tata Surya dari 31
siswa saat sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II. Berdasarkan hasil tes
yang dilakukan diketahui ketuntasan hasil pembelajaran Tata Surya siswa kelas VI saat sebelum tindakan
35,5%,
siklus I mengalami peningkatan 32,2% sehingga pada siklus
I ketuntasan belajar siswa 67,7%, dan pada siklus II
meningkat 29,1% sehingga ketuntasan belajar siswa pada
siklus II mencapai 96,8%.
Untuk
mengetahui berhasil atau tidaknya kegiatan peneliti membandingkan hasil tes
evaluasi yang diberikan pada prasiklus, siklus I dan siklus II yang hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Rekapitulasi Pengelompokan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No.
|
Ketuntasan Belajar
|
Nilai (X)
|
Kondisi awal
|
Siklus I
|
Siklus II
|
|||
Jml
|
%
|
Jml
|
%
|
Jml
|
%
|
|||
1.
|
Belum Tuntas
|
< 70
|
20
|
64,5
|
10
|
32,2
|
1
|
3,2
|
2.
|
Tuntas
|
³70
|
11
|
35,5
|
21
|
67,7
|
30
|
96,8
|
Jumlah
|
31
|
100
|
31
|
100
|
31
|
100
|
||
Nilai
tertinggi
|
70
|
90
|
100
|
|||||
Nilai terendah
|
25
|
45
|
60
|
|||||
Rata-rata
|
57,3
|
71,0
|
82,3
|
Berdasarkan
Tabel 4.7 perbandingan hasil pembelajaran dapat
dijelaskan bahwa pada kondisi awal ada 20 siswa (64,5%) yang belum tuntas karena mendapat nilai ≤KKM,
sedangkan 11 siswa (35,5%) telah tuntas karena mendapat nilai ≥KKM.
Nilai tertinggi yang dicapai 70 dan nilai
terendahnya 25. Karena terdapat 64,5% siswa yang belum tuntas maka diadakan tindakan perbaikan
pembelajaran siklus I.
Pada
evaluasi Siklus I terlihat peningkatan pembelajaran siswa dibanding kondisi
awal, 21 siswa (67,7%) mencapai ≥KKM, sedangkan 10 siswa (32,2%) memperoleh nilai ≤KKM. Nilai tertinggi siswa adalah 100 dan nilai
terendah 45.
Kemudian tindakan dilanjutkan dengan Siklus II. Dalam Siklus II nilai terendah
siswa 60 dan nilai tertinggi 100, sedangkan ketuntasan
hasil belajar siswa 96,8%, dan yang belum tuntas 1 siswa (3,2%).
Hasil
pembelajaran Tata Surya siswa kelas VI berdasarkan tes siklus I dan siklus II selalu mengalami peningkatan yang signifikan. Perbandingan hasil belajar antara kondisi
awal, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada Gambar 4.28.
Gambar 4.28 Diagram
Perbandingan Ketuntasan Hasil Pembelajaran Belajar Tata Surya Prasiklus, Siklus I, Siklus II Kelas VI
SDN 1 Bulungkulon tahun
2015/2016
E.
Pembahasan Hasil
Penelitian
Proses
pembelajaran sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan memanfaatkan buku sebagai sumber
belajar dan metode yang digunakan terbatas pada ceramah, dan tanya jawab sehingga siswa merasa bosan dalam pembelajaran
mengingat materi yang dihafalkan terlalu banyak. Model dan media pembelajaran masih tradisional menyebabkan hasil pembelajaran siswa pada
pelajaran IPA materi belajar Tata Surya rendah. Peneliti dibantu seorang kolabor, dan
satu orang observer yang mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru
dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil tes diperoleh data hasil belajar
siswa setiap siklus mengalami peningkatan. Ketuntasan hasil belajar prasiklus mencapai
35,5%, pada siklus I mencapai 67,7%, dan pada siklus II ketuntasan hasil
belajar mencapai siswa
mmencapai 96,8%. Pembelajaran IPA tentang Tata Surya dengan model pembelajaran Bermain
Kretek terasa
menyenangkan karena belajar
yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indra, menghormati
gaya belajar individu lain dengan cara-cara belajar yang berbeda. Guru berperan
sebagai fasilitor, motivator serta pembimbing bagi siswa. Guru memberikan
arahan-arahan, motivasi, semangat kepada siswa selama pembelajaran untuk menemukan pengalaman baru yang terkesan sepanjang
masa.
Tindakan
pada siklus I tampak inovasi pembelajaran dengan model pembelajaran Bermain Kretek sangat efektif mempengaruhi pemahaman siswa pada
materi yang dipelajari secara konkret untuk menemukan hal baru
berbasis inkuiri. Siswa
dapat melakukan eksplorasi,
menjelajahi untuk menemukan pemahaman materi Tata Surya yang
dijelaskan sebagai berikut: (1) melalui identifikasi
dan permusan masalah merupakan arah yang dicapai memahami konsep dasar Tata Surya dan meneladani
semangat kebersamaan dalam proses penyimpulan, (2) melalui eksplorasi siswa merumuskan
hipotesis dengan cara mengolah data hasil identifikasi, menganalisis,
mengumpulkan bukti-bukti karakteristik Tata Surya, (3) melalui elaborasi siswa menguji hipotesis dengan mangkaji hipotesis benar atau salah. Bila
hipotesis kurang tepat, langkah ini digunakan merevisi rumusan hipotesis karena
melihat langsung ilustrasi benda-benda Tata Surya dalam tayangan multimedia interaktif dan
membandingkan dengan keadaan asli, (4) dengan tanya jawab siswa merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah
untuk memahami materi belajar Tata Surya, (5) siswa mampu menjelaskan nilai tentang kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Menanamkan karakter kebersamaan pada diri siswa, rasa nasionalisme dan
patriotisme setelah manyimpulkan materi Tata Surya. Betapa agung Tuhan yang
Maha Kuasa yang telah menciptakan alam semesta begitu indah dan luar biasa,
menggantung tanpa tali dan teratur dalam peredaran tanpa pernah bertabrakan
dalam lintasan revolusi antar planet-planet mengelilingi Matahari.
Pada Siklus I terjadi perubahan perilaku siswa yang terlihat siswa senang
belajar IPA materi Tata Surya. Siswa tampak antusias dan bergairah belajar
dengan melakukan hipotesis dan berdiskusi dengan teman kelompok. Siswa dapat
berkompetisi dengan kelompok lain. Disamping itu, siswa menemukan pengalaman
baru dengan melihat tayangan benda-benda tata surya yang tidak mungkin dapat
terlihat mata telanjang.
Pada awal
siklus I, permasalahan yang dihadapi dalam penerapan model Bermain Kretek adalah: (1) siswa kurang maksimal menggunakan menggunakan media, (2) siswa malu melakukan kerjasama dan diskusi, karena siswa belum
terbiasa berdiskusi sehingga butuh pembiasaan dan petunjuk guru yang jelas, (3) ada 17 siswa yang ramai dan kurang memperhatikan materi saat eksplorasi. Hal itu karena siswa asyik bermain dan bercengkrama sehingga peneliti mengatasi dengan cara
memberikan stimulus yaitu umpan soal tentang Matahari sebagai pusat Tata Surya dan mengintruksikan kepada semua kelompok mencatat karakteristik Matahari.
Setelah
melakukan eksplorasi dengan merumuskan hipotesis dan
identifikasi tentang Tata Surya, siswa
melakukan elaborasi dengan menguji hipotesis dan tanya jawab kelompok. Maksud elaborasi untuk menguraikan
pengalaman yang didapatkan selama bereksplorasi. Inovasi model pembelajaran Bermain Kretek yang muncul adalah
siswa yang ahli memberikan dan membagikan pengetahuan yang didapat kepada semua
teman dalam kelompok sehingga semua teman dalam kelompok menjadi tahu dan
mengerti. Hal itu sangat berpengaruh untuk menjembatani siswa menguraikan kesulitan yang dialami selama kegiatan pembelajaran
berbasis penemuan (inkuiri). Siswa dapat membuktikan diri untuk paham dan pintar dengan diskusi. Dengan cara tersebut semua siswa tidak hanya menjadi pendengar, tetapi dapat
berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
Setelah latihan tim, siswa
mengikuti kuis secara individu. Kuis dikerjakan oleh siswa secara secara
mandiri. Hal ini dapat menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama
belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan
individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok. Setelah
diberi kuis, hasil kuis itu diskor dan tiap individu diberi skor perkembangan.
Setelah
melakukan elaborasi guru bersama
dengan siswa malakukan konfirmasi
dengan memberi respon kepada siswa. Tujuan konfirmasi untuk meluruskan kesalahan pemahaman siswa. Dengan
penjelasan yang menarik siswa diberi kesempatan menanggapi penjelasan guru.
Pada siklus
II, terjadi perubahan sikap dan keterampilan belajar berupa keberanian siswa
mengungkapkan pendapat dengan menggunakan catatan singkat dan ringkasan. Dalam
bersikap siswa sudah tidak malu-malu untuk menyampaikan hasil penemuan. Para siswa sebagian besar berani tampil di muka
kelas untuk presentasi karena siswa yakin hasil pekerjaan tidak salah. Siswa
dapat melakukan eksplorasi dan elaborasi maksimal dengan model pembelajaran Bermain Kretek, guru mengawasi, meluruskan pemahaman
yang salah, memberikan
ulasan singkat, dan penguatan.
Pembelajaran IPA
meteri Tata Surya dengan Bermain Kretek
sangat digemari siswa. Penggunaan model Bermain
Kretek mampu membangkitkan kreasi dan inovasi guru dalam mengemas proses
belajar mengajar dengan menciptakan suasana menyenangkan. Penciptaan
variasi-variasi baru dapat membangkitkan semangat dan motivasi siswa agar dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan aktif dan antusias.
Penerapan model bermain kretek yang dilandasi pembelajaran inkuiri
berkreasi dengan teknologi komputer dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pelajaran IPA materi Tata Surya. Terjadi perubahan perilaku siswa melalui
kegiatan eksplorasi, elaborasi dan diskusi. Siswa dapat menguji hipotesis untuk
menemukan pengalaman baru sebagai hasil belajar. Siswa berani menyampaikan
pendapat di muka umum dengan percaya diri. Siswa belajar menemukan hal baru
yang belum dipahami dengan menguji hipotesis secara berkelompok. Kerjasama
dengan teman dalam kelompok sudah tampak dalam berdiskusi dan menguji
hipotesis. Oleh karena itu, model bermain kretek direkomendasikan untuk
diterapkan dalam pembelajaran IPA materi Tata Surya kelas VI sekolah dasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar