KARYA INOVATIF
Macam Karya Inovatif
Lampiran Permenpan No: PER/16/M.PAN-RB/11/2009 , 10 November 2009
3. KARYA INOVATIF
3.1 Menemukan Teknologi Tepat guna (Membuat karya sains/ teknologi )
3.2. Menciptakan Karya Seni
3.3 Membuat/ memodifikasi alat pelajaran/ peraga/ praktikum
3.4 Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya
ARTI KARYA INOVATIF (Yang Memiliki Sifat Pembaharuan)
Membuat atau menciptakan sesuatu yang baru, yang belum pernah ada sebelumnya
Memperbaharui sesuatu yang sudah ada sebelumnya
LATAR BELAKANG
Menghargai hasil karya guru selain Publikasi Ilmiah yang bermanfaat untuk pendidikan atau masyarakat
perbedaan Karya Inovatif dengan Publikasi Ilmiah?
Yang dinilai adalah : hasil karya berupa “barang” tertentu, yang dapat
dikirimkan atau tidak dapat dikirimkan dan diwakili oleh foto atau film
yang dikirimkan
Penilaian melalui Laporan Pembuatan/Penciptaan dan Penggunaan
3.1. menemukan teknologi tepat guna
Karya sain yang digunakan di SEKOLAH
Memudahkan pembelajaran/pendidikan
Media pembelajaran, dll
Bermanfaat dan ada unsur inovasi/memodifikasi
Kriteria teknologi tepat guna
Kompleks :
Inovasi tinggi, sulit, alur kerja rumit, modifikasi tinggi AK 4
Sederhana :
Inovasi rendah, kurang sulit, sederhana AK 2
Jenis karya sains
Media pembelajaran/bahan ajar interaktif berbasis komputer (untuk setiap standar kompetensi atau beberapa kompetensi dasar )
Program aplikasi komputer (untuk setiap aplikasi)
Alat/mesin bagi pendidikan atau masyarakat (untuk setiap unit alat/mesin)
Bahan tertentu hasil penemuan baru atau modifikasi (untuk setiap jenis bahan)
Konstruksi untuk keperluan bidang pendidikan atau kemasyarakatan (untuk setiap konstruksi)
Hasil eksperimen/percobaan sains/ teknologi (untuk setiap hasil eksperimen)
Bukti fisiknya LAPORAN tentang
cara pembuatan dan penggunaan alat/mesin, dilengkapi dengan gambar/foto
karya teknologi tersebut dan lain-lain yang dianggap perlu.
cara pembuatan dan penggunaan media pembelajaran/bahan ajar interaktif
berbasis komputer , dilengkapi dengan hasil pembuatan media
pembelajaran/bahan ajar tersebut dalam cakram padat (compact disk/CD).
Laporan hasil eksperimen/percobaan sains/teknologi , dilengkapi dengan
uraian persiapan, pelaksanaan dan hasil eksperimen/ percobaan, dan foto
saat melakukan eksperimen.
Lembar Pengesahan/Pernyataan dari
Kepala Sekolah bahwa karya teknologi tersebut dipergunakan di sekolah
atau di lingkungan masyarakat.
Format Laporan yang berupa Alat/Bahan/Konstruksi/Media Pembelajaran Berbasis Komputer
Halaman judul
Halaman pengesahan oleh kepala sekolah.
Kata pengantar pembuat.
Daftar isi laporan
Daftar gambar
Nama Karya
Tujuan
Manfaat
Rancangan/desain karya dilengkapi dengan gambar rancangan atau diagram
alir serta daftar dan foto alat dan bahan yang digunakan).
Prosedur pembuatan karya (dilengkapi dengan foto pembuatan
Penggunaan karya (dilengkapi dengan foto penggunaan).
Format Laporan yang berupa Eksperimen/ Percobaan Sains/Teknologi
Halaman judul
Halaman pengesahan oleh kepala sekolah.
Kata pengantar pembuat.
Daftar isi laporan
Daftar gambar
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II : LANDASAN TEORI
BAB III : PROSEDUR DAN HASIL EKSPERIMEN
A. Persiapan Eksperimen
B. Pelaksanaan Eksperimen
BAB IV : SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN :
3.2. menciptakan karya seni
Definisi : ekpresi nilai/gagasan melalui berbagai medium
Diakui oleh masyarakat : dipertunjukkan, diterbitkan, dipamerkan, minimal tk kabupaten/kota
Jenisnya…
Penilaian jenis karya seni ditekankan kepada penciptaan karya seni
secara perorangan atau kolektif, bukan pengulangan atau peniruan.
DEFINISI
proses perefleksian nilai-nilai dan gagasan manusia yang diekspresikan
secara estetik dalam berbagai medium seperti rupa, gerak, bunyi, dan
kata.
Jenis
1. seni sastra (novel, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, naskah drama/teater/film),
2. seni rupa (a.l.: keramik kecil, benda souvenir, lukisan, patung, ukiran, keramik ukuran besar, baliho, busana),
3. desain grafis (a.l.: sampul buku, poster, brosur, fotografi),
4. seni musik, rekaman, film, dan sebagainya.
5. seni pertunjukan (a.l: teater, tari, sendratasik, ensambel musik), dan sebagainya.
Kerangka isi Laporan Portofolio
1. Sampul depan: judul, nama pencipta, NIP, nama dan logo sekolah
2. Identitas pencipta: nama lengkap, NIP, tempat & tgl. lahir,
pangkat/golongan, jabatan structural, jabatan fungsional, institusi/unit
kerja, alamat unit kerja & rumah, dll yang disahkan oleh kepala
sekolah.
3. Kata pengantar
4. daftar isi, Daftar tabel/gambar
5. Bagian I: Pendahuluan (latar belakang ide penciptaan, makna dan tujuan)
6. Bagian II: Refleksi proses kreatif/penciptaan (bahan, alat, ukuran,
lama pengerjaan, des-kripsi proses kreatif dari prapenciptaan hingga
pascapenciptaan dikuatkan dengan foto-foto dan atau rekaman
audio/audiovisual, dan deskripsi kegiatan pameran/publikasi/ pertunjukan
disertai katalog dan foto-foto dan atau rekaman audiovisual)
7. Bagian III: Penutup
6. Referensi/Kepustakaan (kalau ada)
Lampiran:
a. Biodata ringkas pencipta
b. Surat pernyataan kepala sekolah tentang kebenaran keaslian,
kepemilikan, dan bukti bahwa karya seni tersebut belum pernah diajukan
untuk kenaikan pangkat sebelumnya
c. Bukti pengakuan/rekomendasi
dari dewan kesenian atau organisasi profesi kesenian yang relevan
minimal tingkat kabupaten/kota
d. Bukti lain/pendukung (jika ada), seperti:
Kliping resensi dari media massa cetak/elektronik nasional
Bukti sertifikat/penghargaan memenangkan lomba karya seni dan sebagainya.
3.2. Angka kredit karya seni
a Kategori Kompleks Angka Kredit 4
Kategori Sederhana Angka Kredit 2
3.3. Alat pelajaran, Peraga, Praktikum
Definisi : Alat bantu Proses pembelajaran/BP
Bermanfaat, inovatif, modifikatif,
Jenisnya: alat bantu prsentasi, olahraga, praktik, musik, dll
Kriteria alat bantu pembe-lajaran
Kompleks :
Inovasi tinggi, sulit, alur kerja rumit, modifikasi, biaya, waktu tinggi
Sederhana :
Inovasi rendah, kurang sulit, sederhana, waktu, biaya, relatif rendah
Pembuatan dan Pengunaan ALAT PELAJARAN
Definisi
Alat pelajaran adalah alat yang digunakan untuk membantu kelancaran
proses pembelajaran/ bimbingan pada khususnya dan proses pendidikan di
sekolah pada umumnya.
Jenis Alat Pelajaran
Alat bantu presentasi (contoh: papan tulis inovatif, proyektor sederhana dan sejenisnya)
Alat bantu olahraga (contoh: alat bantu loncat tinggi, alat bantu senam dan sejenisnya)
Alat bantu praktik (contoh: alat penepat pengeboran (jig), alat
penjepit (fixtures), panel listrik, adjustable power suply dan
sejenisnya)
Alat lain yang membantu kelancaran proses pembelajaran/bimbingan atau pendidikan di sekolah.
Ciri KHUSUS
bermanfaat untuk pelajaran/ bimbingan di sekolah (di dalam maupun di luar ruang kelas)
ada unsur modifikasi/inovasi bila sebelumnya sudah pernah ada di sekolah tersebut.
Bukti fisik LAPORAN tentang...
cara pembuatan dan penggunaan alat pelajaran yang dilengkapi dengan
gambar/foto alat pelajaran tersebut dan lain-lain yang dianggap perlu.
Lembar Pengesahan/Pernyataan dari Kepala Sekolah bahwa alat pelajaran tersebut dipergunakan di sekolah.
Pembuatan dan Pengunaan ALAT PERAGA
Definisi
Alat peraga adalah alat yang digunakan untuk memperjelas konsep/ teori/
cara kerja tertentu yang dipergunakan dalam proses pembelajaran atau
bimbingan.
Jenis
Poster/gambar untuk pelajaran
Alat permainan pendidikan
Model benda/barang atau alat tertentu
Benda potongan (cutaway object)
Film/video pelajaran
Gambar animasi komputer
Ciri Alat Peraga
memperjelas konsep/teori/ cara kerja suatu alat
ada unsur modifikasi/ inovasi bila sebelumnya sudah pernah ada di sekolah tersebut.
Bukti fisik
Laporan tertulis tentang cara pembuatan dan penggunaan alat peraga yang
dilengkapi dengan gambar/foto alat peraga tersebut dan lain-lain yang
dianggap perlu.
Lembar Pengesahan/Pernyataan dari Kepala Sekolah bahwa alat peraga tersebut dipergunakan di sekolah.
Pembuatan dan Pengunaan ALAT PRAKTIKUM
Definisi
Alat praktikum adalah alat yang digunakan untuk praktikum sains, teknik, bahasa, ilmu sosial, humaniora dan keilmuan lainnya.
Jenis alat praktikum
Alat praktikum sains (fisika, kimia, biologi)
Alat praktikum teknik (mesin, listrik, sipill, bahasa, ilmu sosial, humaniora dan lainnya.
Ciri-ciri Alat Praktikum
dapat digunakan untuk praktikum di sekolah
ada unsur modifikasi/ inovasi bila sebelumnya sudah pernah ada di sekolah tersebut.
Bukti fisik
Laporan tertulis tentang cara pembuatan dan penggunaan alat praktikum
yang dilengkapi dengan gambar/foto alat praktikum tersebut dan lain-lain
yang dianggap perlu.
Lembar Pengesahan/Pernyataan dari Kepala Sekolah bahwa alat praktikum tersebut dipergunakan di sekolah
Format Laporan Pembuatan Alat Pelajaran/Peraga/Praktikum
Halaman judul
Halaman pengesahan oleh kepala sekolah.
Halaman pernyataan dari pembuat bahwa alat pelajaran ini benar-benar asli hasil karyanya.
Kata pengantar pembuat.
Daftar isi laporan
Daftar gambar
Nama Alat
Tujuan
Manfaat
Rancangan/desain alat dilengkapi dengan gambar rancangan atau diagram
alir serta daftar dan foto alat dan bahan yang digunakan).
Prosedur pembuatan alat (dilengkapi dengan foto pembuatan
Penggunaan alat di sekolah (dilengkapi dengan foto penggunaan).
Laporan Hasil Pengembangan Metodologi Pembelajaran/Penilaian
Berupa Makalah/Buku Uraian Metodologi Pembelajaran/ Penilaian
Metodologi yang dikembangkan bersifat inovasi (pengembangan dari yang sudah ada atau hal baru)
Sudah diujicobakan/digunakan di sekolah
Ada bukti uji coba/penggunaan berupa foto
Disyahkan oleh kepala sekolah
3.2 Membuat/modifikasi alat pelajaran/peraga/ praktikum
a Membuat alat pelajaran Kategori kompleks Angka Kredit 2
Kategori sederhana Angka Kredit 1
b Membuat alat peraga Kategori kompleks 2
Kategori sederhana Angka Kredit 1
C Membuat alat praktikum Kategori kompleks 4
Kategori sederhana Angka Kredit 2
3.4. Penyusunan Standar, Pedoman, Soal, dll
(soal UN, standar pendidikan, dll )
Guru terlibat aktif di tingkat NASIONAL atau PROPINSi
Perhatikan : Kerangka isi laporan dan BUKTI FISIK
Angka kredit 1
Menilai kegiatan penyusunan
laporan kegiatan
surat tugas
sertifikat/surat keikutertaan dalam kegiatan
bukti hasil kerja
dinilai hanya satu kegiatan (untuk yang berulang
Fakta tentang KARYA INOVATIF (saat ini)
Baru sekitar 10-20%
Padahal banyak guru yang telah mampu berbagai membuat Alat Peraga /Media Pembelajaran
Agar dapat dinilai
ASLI, lengkapi bukti fisik (dokumen, foto, surat, pernyataan, serta bukti lain)
Laporan yang jelas tentang bagaimana pembuatan/ penciptaan dan penggunaan, lihat kerangka isi!
Senin, 28 Desember 2015
Label:
karya inovatif
Sabtu, 26 Desember 2015
Faktor-faktor yang Menghambat Belajar Matematika
Seringkali matematika dianggap sebagai “momok”, dipersepsi sebagai pelajaran yang sulit oleh sebagian siswa sekolah. Anak merasa deg-degan, cemas dan takut setiap kali mengikuti pelajaran matematika di sekolah. Bahkan ada anak yang karena begitu takutnya terhadap matematika, sampai “mandi keringat” ketika diminta untuk mengerjakan soal di papan tulis. Matematika bagi sebagian anak telah menimbulkan kecemasan tersendiri.
Ada beberapa hal yang kiranya dapat diajukan sebagai faktor penyebab timbulnya kecemasan anak terhadap matematika. Pertama, matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah merupakan cabang ilmu yang spesifik. Berbeda dengan ilmu pengetahuan lain, matematika tidak mempelajari obyek-obyek yang secara langsung dapat ditangkap oleh indera manusia. Substansi matematika adalah benda-benda pikir yang bersifat abstrak. Walaupun pada awalnya matematika lahir dari hasil pengamatan empiris terhadap benda-benda konkret (geometri), namun dalam perkembangannya matematika lebih memasuki dunianya yang abstrak. Obyek matematika adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip yang kesemuannya itu berperan dalam membentuk proses berpikir matematis, dengan salah satu cirinya adalah adanya alur penalaran yang logis. Sehingga apabila dibandingkan dengan bidang studi lain, matematika relatif dianggap lebih sulit, karena dibutuhkan konsistensi dalam mempelajarinya.
Kedua, persepsi yang berkembang dalam masyarakat bahwa matematika sulit, telah mengkooptasi pikiran sebagian anak. Sehingga anak akan beranggapan seperti demikian, ketika berhadapan dengan matematika. Pandangan bahwa matematika merupakan ilmu yang kering, abstrak, teoritis, banyak rumus yang sulit dan membingungkan, yang didasarkan atas pengalaman kurang menyenangkan ketika belajar matematika di sekolah, telah membangun persepsi negatif pada diri anak. Hal ini telah membangun jarak antara anak dengan matematika. Sehingga sebagai ilmu pengetahuan matematika tidak dipandang secara netral lagi.
Ketiga, pembelajaran matematika yang “kering”, monoton dan guru yang cenderung represif, membuat anak merasa tertekan. Anak cenderung menutup diri, kurang dapat bereksplorasi dan mengekspresikan dirinya dalam proses pembelajaran. Pembelajaran matematika pun akhirnya tidak menjadi media untuk melatih olah pikir, melainkan matematika dipahami dengan cara menghafal.
Keempat, tuntutan untuk mendapatkan nilai yang baik dalam pelajaran matematika dari orang tua dan juga guru, tanpa disadari telah membuat anak cenderung berorientasi pada hasil atau nilai yang tinggi dalam matematika, tetapi mengabaikan proses. Dan ketika anak mendapatkan hasil yang kurang memuaskan, mereka akan merasa tertekan dan menganggap dirinya bodoh. Meskipun nilai yang diperoleh baik, tapi pengetahuan yang dikuasainya sangat minim, karena secara konseptual memang sebenarnya anak tidak banyak paham.
Matematika memegang peranan yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Sebenarnya hampir setiap hari manusia bersentuhan dengan matematika. Banyak yang telah disumbangkan matematika untuk kemajuan perababan manusia. Perkembangan teknologi dan juga ilmu pengetahuan lain, tidak lepas dari peranan matematika. Oleh karenanya mempelajari dan menguasai matematika dengan baik adalah sebuah keharusan. Permasalahannya sekarang, bagaimana anak-anak kita dapat mempelajari matematika dengan baik, kalau setiap kali berhadapan dengan matematika selalu merasa cemas dan ketakutan?
Membaca situasi demikian, dimana kecemasan anak terhadap matematika begitu besar, kiranya perlu untuk menghadirkan matematika yang lebih manusiawi. Sehingga kecemasan tersebut dapat dikurangi. Dan pada akhirnya nanti matematika kembali dipandang secara wajar, tidak dilihat sebagai “momok” yang menakutkan.
Beberapa pemikiran yang kiranya dapat disumbangkan untuk membantu mengurangi kecemasan anak terhadap matematika adalah: Pertama, bagaimana menumbuhkan kembali minat anak terhadap matematika. Ini dapat dilakukan apabila pelajaran matematika disajikan secara menarik. Selama ini matematika dianggap sebagai ilmu “kering” karena dalam pembelajarannya kurang menarik. Kurangnya inovasi dan kreatifitas guru dalam pembelajaran matematika menyebabkan anak bosan. Metode pembelajaran yang lebih variatif dan kaya, kiranya dapat membantu mengurangi kejenuhan anak dalam mempelajari matematika.
Kedua, perlunya guru untuk mengaitkan materi dengan peristiwa atau kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting untuk menghindari pandangan bahwa matematika hanya melulu konsep/teori. Dengan menunjukkan keterkaitan matematika dengan realitas kehidupan, akan menjadikan pelajaran matematika bermakna bagi anak. Anak dapat menerapkan konsep/teori yang dipelajarinya untuk memecahkan persoalan riil yang dihadapi dalam keseharian. Dengan demikian anak melihat kegunaan matematika bagi kehidupan mereka.
Ketiga, perlunya menampilkan sisi lain matematika yang kurang dikenal anak dalam pembelajaran. Tuntutan dan beban kurikulum, seringkali mematikan kretifitas guru dan anak dalam pembelajaran matematika. Guru cenderung mengejar target penyelesaian materi, sehingga banyak sisi lain dari matematika yang tidak dihadirkan dalam pembelajaran. Akibatnya anak mengenal matematika tidak secara utuh. Matematika sebagai bagian integral dari kebudayaan manusia, mengandung dimensi kemanusiaan dan memiliki keindahannya tersendiri. Namun hal itu jarang sekali disentuh dalam pembelajaran matematika di sekolah. Sebagai contoh, sejarah matematika dengan segala pergulatan para tokohnya jarang dipelajari di sekolah. Padahal dari sini, anak bisa belajar membangun sikap dan minat yang positip terhadap matematika. Pengalaman penulis, di kelas matematika ternyata kami bisa tertawa bersama, ketika ada teman yang membacakan “puisi matematika”nya. Dari puisi yang ditulis dengan menggunakan istilah-istilah matematika ini, terlihat sejauh mana anak menguasai dan memahami konsep matematika. Dalam puisi tersebut konsep matematika berperan sebagai bahasa ungkap. Tanpa menguasai konsep matematika, anak akan kesulitan mengungkapkan idenya kedalam puisi matematika.
Keempat, perlunya keberpihakan guru kepada anak dalam pembelajaran matematika. Seringkali dalam pembelajaran terjadi dikotomi antara guru dan anak. Guru berperan sebagai subyek pembelajaran, sementara anak menjadi obyeknya. Dikotomi ini harus digeser, sehingga yang ada, baik guru maupun anak bersama-sama menjadi subyek pembelajaran. Guru dan anak bukanlah dua pihak yang saling berhadapan, karena jika demikian halnya akan terbentang jarak antara keduanya. Tetapi bagaimana guru dapat berperan sebagai teman yang berpihak pada anak, mau terbuka untuk mendengarkan, dan membantu setiap kesulitan yang dihadapi anak. Bukan berdiri sebagai pihak yang menghukum ketika anak dalam kesulitan. Kondisi demikian akan mendorong anak untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, menggali secara lebih dalam potensi dan kemampuannya, serta dapat menumbuhkan sikap dan minat positip anak terhadap matematika.
Kelima, dibutuhkan peran serta aktif orangtua dalam membantu anak mengatasi kecemasannya terhadap matematika. Seringkali tanpa disadari tuntutan orang tua agar anak mendapatkan nilai yang baik, membuat anak merasa tertekan dan terbebani. Kadang orangtua tidak memahami kesulitan yang dihadapi anak. Sebaliknya orangtua malah memperparahnya dengan memarahi dan menyalahkan, akibatnya anak semakin frustasi dan semakin membenci matematika. Sebenarnya yang dibutuhkan anak dari orangtua adalah pengertian, keberpihakan dalam wujud dukungan, dan pendampingan. Orangtua dapat bekerjasama dengan guru di sekolah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan anak, mendiskusikan kesulitan anak. Hal ini penting agar ada sinergi antara guru dan orangtua dalam pendampingan anak.
Akhirnya, anak hanya dapat berkembang secara optimal, dapat mengekspresikan dirinya dengan penuh kreatifitas, jika ia tidak menyimpan kecemasan. Sebab anak yang cemas berarti dia tidak bebas, dan ketika anak tidak bebas maka dia tidak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Karena hanya orang bebaslah yang mampu mencipta, berkreasi dan mengembangkan dirinya secara optimal.
Seringkali matematika dianggap sebagai “momok”, dipersepsi sebagai pelajaran yang sulit oleh sebagian siswa sekolah. Anak merasa deg-degan, cemas dan takut setiap kali mengikuti pelajaran matematika di sekolah. Bahkan ada anak yang karena begitu takutnya terhadap matematika, sampai “mandi keringat” ketika diminta untuk mengerjakan soal di papan tulis. Matematika bagi sebagian anak telah menimbulkan kecemasan tersendiri.
Ada beberapa hal yang kiranya dapat diajukan sebagai faktor penyebab timbulnya kecemasan anak terhadap matematika. Pertama, matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah merupakan cabang ilmu yang spesifik. Berbeda dengan ilmu pengetahuan lain, matematika tidak mempelajari obyek-obyek yang secara langsung dapat ditangkap oleh indera manusia. Substansi matematika adalah benda-benda pikir yang bersifat abstrak. Walaupun pada awalnya matematika lahir dari hasil pengamatan empiris terhadap benda-benda konkret (geometri), namun dalam perkembangannya matematika lebih memasuki dunianya yang abstrak. Obyek matematika adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip yang kesemuannya itu berperan dalam membentuk proses berpikir matematis, dengan salah satu cirinya adalah adanya alur penalaran yang logis. Sehingga apabila dibandingkan dengan bidang studi lain, matematika relatif dianggap lebih sulit, karena dibutuhkan konsistensi dalam mempelajarinya.
Kedua, persepsi yang berkembang dalam masyarakat bahwa matematika sulit, telah mengkooptasi pikiran sebagian anak. Sehingga anak akan beranggapan seperti demikian, ketika berhadapan dengan matematika. Pandangan bahwa matematika merupakan ilmu yang kering, abstrak, teoritis, banyak rumus yang sulit dan membingungkan, yang didasarkan atas pengalaman kurang menyenangkan ketika belajar matematika di sekolah, telah membangun persepsi negatif pada diri anak. Hal ini telah membangun jarak antara anak dengan matematika. Sehingga sebagai ilmu pengetahuan matematika tidak dipandang secara netral lagi.
Ketiga, pembelajaran matematika yang “kering”, monoton dan guru yang cenderung represif, membuat anak merasa tertekan. Anak cenderung menutup diri, kurang dapat bereksplorasi dan mengekspresikan dirinya dalam proses pembelajaran. Pembelajaran matematika pun akhirnya tidak menjadi media untuk melatih olah pikir, melainkan matematika dipahami dengan cara menghafal.
Keempat, tuntutan untuk mendapatkan nilai yang baik dalam pelajaran matematika dari orang tua dan juga guru, tanpa disadari telah membuat anak cenderung berorientasi pada hasil atau nilai yang tinggi dalam matematika, tetapi mengabaikan proses. Dan ketika anak mendapatkan hasil yang kurang memuaskan, mereka akan merasa tertekan dan menganggap dirinya bodoh. Meskipun nilai yang diperoleh baik, tapi pengetahuan yang dikuasainya sangat minim, karena secara konseptual memang sebenarnya anak tidak banyak paham.
Matematika memegang peranan yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Sebenarnya hampir setiap hari manusia bersentuhan dengan matematika. Banyak yang telah disumbangkan matematika untuk kemajuan perababan manusia. Perkembangan teknologi dan juga ilmu pengetahuan lain, tidak lepas dari peranan matematika. Oleh karenanya mempelajari dan menguasai matematika dengan baik adalah sebuah keharusan. Permasalahannya sekarang, bagaimana anak-anak kita dapat mempelajari matematika dengan baik, kalau setiap kali berhadapan dengan matematika selalu merasa cemas dan ketakutan?
Membaca situasi demikian, dimana kecemasan anak terhadap matematika begitu besar, kiranya perlu untuk menghadirkan matematika yang lebih manusiawi. Sehingga kecemasan tersebut dapat dikurangi. Dan pada akhirnya nanti matematika kembali dipandang secara wajar, tidak dilihat sebagai “momok” yang menakutkan.
Beberapa pemikiran yang kiranya dapat disumbangkan untuk membantu mengurangi kecemasan anak terhadap matematika adalah: Pertama, bagaimana menumbuhkan kembali minat anak terhadap matematika. Ini dapat dilakukan apabila pelajaran matematika disajikan secara menarik. Selama ini matematika dianggap sebagai ilmu “kering” karena dalam pembelajarannya kurang menarik. Kurangnya inovasi dan kreatifitas guru dalam pembelajaran matematika menyebabkan anak bosan. Metode pembelajaran yang lebih variatif dan kaya, kiranya dapat membantu mengurangi kejenuhan anak dalam mempelajari matematika.
Kedua, perlunya guru untuk mengaitkan materi dengan peristiwa atau kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting untuk menghindari pandangan bahwa matematika hanya melulu konsep/teori. Dengan menunjukkan keterkaitan matematika dengan realitas kehidupan, akan menjadikan pelajaran matematika bermakna bagi anak. Anak dapat menerapkan konsep/teori yang dipelajarinya untuk memecahkan persoalan riil yang dihadapi dalam keseharian. Dengan demikian anak melihat kegunaan matematika bagi kehidupan mereka.
Ketiga, perlunya menampilkan sisi lain matematika yang kurang dikenal anak dalam pembelajaran. Tuntutan dan beban kurikulum, seringkali mematikan kretifitas guru dan anak dalam pembelajaran matematika. Guru cenderung mengejar target penyelesaian materi, sehingga banyak sisi lain dari matematika yang tidak dihadirkan dalam pembelajaran. Akibatnya anak mengenal matematika tidak secara utuh. Matematika sebagai bagian integral dari kebudayaan manusia, mengandung dimensi kemanusiaan dan memiliki keindahannya tersendiri. Namun hal itu jarang sekali disentuh dalam pembelajaran matematika di sekolah. Sebagai contoh, sejarah matematika dengan segala pergulatan para tokohnya jarang dipelajari di sekolah. Padahal dari sini, anak bisa belajar membangun sikap dan minat yang positip terhadap matematika. Pengalaman penulis, di kelas matematika ternyata kami bisa tertawa bersama, ketika ada teman yang membacakan “puisi matematika”nya. Dari puisi yang ditulis dengan menggunakan istilah-istilah matematika ini, terlihat sejauh mana anak menguasai dan memahami konsep matematika. Dalam puisi tersebut konsep matematika berperan sebagai bahasa ungkap. Tanpa menguasai konsep matematika, anak akan kesulitan mengungkapkan idenya kedalam puisi matematika.
Keempat, perlunya keberpihakan guru kepada anak dalam pembelajaran matematika. Seringkali dalam pembelajaran terjadi dikotomi antara guru dan anak. Guru berperan sebagai subyek pembelajaran, sementara anak menjadi obyeknya. Dikotomi ini harus digeser, sehingga yang ada, baik guru maupun anak bersama-sama menjadi subyek pembelajaran. Guru dan anak bukanlah dua pihak yang saling berhadapan, karena jika demikian halnya akan terbentang jarak antara keduanya. Tetapi bagaimana guru dapat berperan sebagai teman yang berpihak pada anak, mau terbuka untuk mendengarkan, dan membantu setiap kesulitan yang dihadapi anak. Bukan berdiri sebagai pihak yang menghukum ketika anak dalam kesulitan. Kondisi demikian akan mendorong anak untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, menggali secara lebih dalam potensi dan kemampuannya, serta dapat menumbuhkan sikap dan minat positip anak terhadap matematika.
Kelima, dibutuhkan peran serta aktif orangtua dalam membantu anak mengatasi kecemasannya terhadap matematika. Seringkali tanpa disadari tuntutan orang tua agar anak mendapatkan nilai yang baik, membuat anak merasa tertekan dan terbebani. Kadang orangtua tidak memahami kesulitan yang dihadapi anak. Sebaliknya orangtua malah memperparahnya dengan memarahi dan menyalahkan, akibatnya anak semakin frustasi dan semakin membenci matematika. Sebenarnya yang dibutuhkan anak dari orangtua adalah pengertian, keberpihakan dalam wujud dukungan, dan pendampingan. Orangtua dapat bekerjasama dengan guru di sekolah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan anak, mendiskusikan kesulitan anak. Hal ini penting agar ada sinergi antara guru dan orangtua dalam pendampingan anak.
Akhirnya, anak hanya dapat berkembang secara optimal, dapat mengekspresikan dirinya dengan penuh kreatifitas, jika ia tidak menyimpan kecemasan. Sebab anak yang cemas berarti dia tidak bebas, dan ketika anak tidak bebas maka dia tidak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Karena hanya orang bebaslah yang mampu mencipta, berkreasi dan mengembangkan dirinya secara optimal.
Rabu, 23 Desember 2015
SOAL MATEMATIKA
1.
|
Hasil dari 1.572 + 456 :
12 adalah ….
|
||||
|
|
|
A.
|
169
|
|
|
|
|
B.
|
176
|
|
|
|
|
C.
|
1.600
|
|
|
|
|
D.
|
1.610
|
2.
|
Pengusaha bibit ikan
lele mempunyai persediaan 1.236 ekor. Dibesarkan 545 ekor dan sisanya dijual
dengan harga Rp. 75,00 setiap ekor. Berapa rupiah uang yang diterima oleh
pengusaha tersebut?
|
||||
|
|
|
A.
|
Rp.
41.825,00
|
|
|
|
|
B.
|
Rp.
51.725,00
|
|
|
|
|
C.
|
Rp.
51.825,00
|
|
|
|
|
D.
|
Rp.
59.325,00
|
3.
|
Hasil dari 486
+ (-48) x 13 adalah....
|
||||
|
|
|
A.
|
5.694
|
|
|
|
|
B.
|
1.110
|
|
|
|
|
C.
|
-128
|
|
|
|
|
D.
|
-138
|
4.
|
Seorang petani
cengkeh memanen cengkeh. Cengkeh-cengkeh tersebut dimasukkan ke dalam dua
karung yang masing-masing berisi 4
kg dan 2
kg. Setelah dijemur bertanya berkurang 1
kg. Berapa kg
berat cengkeh yang sudah kering?
|
||||
|
|
|
A.
|
1
|
|
|
|
|
B.
|
1
|
|
|
|
|
C.
|
5
|
|
|
|
|
D.
|
5
|
5.
|
Jika 2
: 0,6 x
= n, maka n =
….
|
||||
|
|
|
A.
|
|
|
|
|
|
B.
|
|
|
|
|
|
C.
|
|
|
|
|
|
D.
|
|
6.
|
Jumlah perserta jalan
santai
bagian jumlah peserta dewasa. Jumlah peserta dewasa
60 orang. Jumlah seluruh peserta jalan santai adalah ….
|
||||
|
|
|
A.
|
72 orang
|
|
|
|
|
B.
|
110
orang
|
|
|
|
|
C.
|
132
orang
|
|
|
|
|
D.
|
192
orang
|
7.
|
Perhatikan pecahan
berikut!
79% ;
; 0,75 ;
Pecahan di atas dapat
diurutkan menjadi ….
|
||||
|
|
|
A.
|
0,75 ;
; 79% ;
|
|
|
|
|
B.
|
0,75 ; 79% ;
;
|
|
|
|
|
C.
|
0,75 ;
;
; 79%
|
|
|
|
|
D.
|
0,75 ;
; 79% ;
|
8.
|
Kelipatan Persekutuan
Terkecil dari 52 dan 78 adalah ….
|
||||
|
|
|
A.
|
2
x 3 x 13
|
|
|
|
|
B.
|
22
x 3 x 13
|
|
|
|
|
C.
|
22
x 3 x 19
|
|
|
|
|
D.
|
2
x 32 x 19
|
9.
|
Faktor Persekutuan
Terbesar (FPB) dari 48,72, dan 96 adalah ….
|
||||
|
|
|
A.
|
24
|
|
|
|
|
B.
|
16
|
|
|
|
|
C.
|
12
|
|
|
|
|
D.
|
8
|
10.
|
Bu Ani belanja
ke pasar setiap 6 hari sekali. Bu Endang belanja ke pasar setiap 14 hari
sekali. Jika pada tanggal 10 Maret 2012 mereka belanja ke pasar bersama,
mereka akan belanja ke pasar bersama lagi pada tanggal ….
|
||||
|
|
|
A.
|
21 Maret 2012
|
|
|
|
|
B.
|
22 Maret 2012
|
|
|
|
|
C.
|
21 April 2012
|
|
|
|
|
D.
|
22 April 2012
|
11.
|
Sebuah perlombaan Arung
Jeram diikuti oleh 80 peserta laki-laki dan 72 peserta perempuan. Panitia
akan membagi peserta menjadi 8 kelompok gabungan laki-laki dan perempuan
dengan jumlah masing-masing sama. Jumlah peserta laki-laki di masing-masing
kelompok adalah ….
|
||||
|
|
|
A.
|
9
|
|
|
|
|
B.
|
10
|
|
|
|
|
C.
|
16
|
|
|
|
|
D.
|
19
|
12.
|
Hasil dari 182
+ 262 adalah ….
|
||||
|
|
|
A.
|
1.090
|
|
|
|
|
B.
|
1.000
|
|
|
|
|
C.
|
990
|
|
|
|
|
D.
|
900
|
13.
|
Jika p =
, maka nilai p adalah ....
|
||||
|
|
|
A.
|
13
|
|
|
|
|
B.
|
17
|
|
|
|
|
C.
|
23
|
|
|
|
|
D.
|
27
|
14.
|
Tempat penampung air berbentuk
kubus dengan volume 39.304 dm3. Panjang rusuk tempat penyimpanan
bensin tersebut adalah . . . .
|
||||
|
|
|
A.
|
14 dm
|
|
|
|
|
B.
|
24 dm
|
|
|
|
|
C.
|
34 dm
|
|
|
|
|
D.
|
44 dm
|
15.
|
dari uang Wawan adalah Rp 140.000,00. Berapa
Rupiahkah uang wawan?
|
||||
|
|
|
A.
|
Rp 100.000,00
|
|
|
|
|
B.
|
Rp 196.000,00
|
|
|
|
|
C.
|
Rp 200.000,00
|
|
|
|
|
D.
|
Rp 280.000,00
|
16.
|
Debit saluran air di
kolam renang 240 m/jam. Jika kolam renang tersebut berukuran 20 m x 18 m x 2 m, maka waktu yang
dibutuhkan untuk mengisi air pada kolam renang tersebut adalah ….
|
||||
|
|
|
A.
|
3
menit
|
|
|
|
|
B.
|
20
menit
|
|
|
|
|
C.
|
180
menit
|
|
|
|
|
D.
|
300
menit
|
17.
|
Untuk persediaan barang
di toko, pedagang sembako membeli beras di pasar sebanyak 75 kwintal dan
ton. Sehari
kemudian beras laku terjual 375 kg.
Persediaan beras di toko
tersebut sekarang adalah ….
|
||||
|
|
|
A.
|
9.625
kg
|
|
|
|
|
B.
|
7.375
kg
|
|
|
|
|
C.
|
625
kg
|
|
|
|
|
D.
|
400
kg
|
18.
|
Andi berangkat dari kota
A ke kota B pukul 07.00 naik sepeda motor dengan kecepatan rata-rata 60
km/jam. Pada waktu bersamaan Dika berangkat dari kota B ke kota A dengan
kecepatan rata-rata 80 km/jam. Jarak kota A dan B 280 km. Bila mereka melalui
jalan yang sama dan semuanya lancar, pukul berapa mereka berpapasan?
|
||||
|
|
|
A.
|
Pukul
09.00
|
|
|
|
|
B.
|
Pukul
10.30
|
|
|
|
|
C.
|
Pukul
11.40
|
|
|
|
|
D.
|
Pukul
14.00
|
19.
|
Perhatikan ciri-ciri
bangun berikut ini!
Yang merupakan ciri-ciri
trapesium siku-siku adalah ....
|
||||
|
|
|
A.
|
1, 2, 4
|
|
|
|
|
B.
|
1, 2, 5
|
|
|
|
|
C.
|
2, 3, 4
|
|
|
|
|
D.
|
2, 4, 5
|
20.
|
Hasil
pencerminan bangun A terhadap garis m adalah ....
|
|||||||
|
|
|
A.
|
|
C.
|
|
||
|
|
|
B.
|
|
D.
|
|
||
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
21.
|
Perhatikan
gambar bangun di samping!
Banyak rusuk pada bangun
tersebut adalah ….
|
||||
|
|
|
A.
|
12
|
|
|
|
|
B.
|
15
|
|
|
|
|
C.
|
18
|
|
|
|
|
D.
|
21
|
22.
|
Perhatikan gambar di
bawah ini!
Gambar di atas yang sama
dan sebangun ditunjukkan oleh huruf ….
|
||||
|
|
|
A.
|
K
dan L
|
|
|
|
|
B.
|
K
dan M
|
|
|
|
|
C.
|
L
dan M
|
|
|
|
|
D.
|
M
dan N
|
23.
|
Perhatikan gambar
berikut!
Gambar di atas yang
merupakan jaring-jaring prisma segitiga ditunjukkan oleh nomor ….
|
||||
|
|
|
A.
|
(
I )
|
|
|
|
|
B.
|
(
II )
|
|
|
|
|
C.
|
(
III )
|
|
|
|
|
D.
|
(
IV )
|
24.
|
Luas bangun tersebut adalah ….
|
||||
|
|
|
A.
|
408 cm2
|
|
|
|
|
B.
|
204 cm2
|
|
|
|
|
C.
|
164 cm2
|
|
|
|
|
D.
|
136 cm2
|
25.
|
Berapakah
luas bangun tersebut?
|
||||
|
|
|
A.
|
512
cm2
|
|
|
|
|
B.
|
644
cm2
|
|
|
|
|
C.
|
1.106
cm2
|
|
|
|
|
D.
|
1.134
cm2
|
|
26.
|
Perhatikan
gambar di samping!
Jika diameter lingkaran tersebut
28 cm, berapakah
Luas daerah yang
diarsir?
|
||||
|
|
|
A.
|
154 cm2
|
|
|
|
|
B.
|
308 cm2
|
|
|
|
|
C.
|
462 cm2
|
|
|
|
|
D.
|
616 cm2
|
27.
|
Bagian dalam sebuah bak
mandi yang berbentuk balok mempunyai ukuran panjang 17 dm, lebar 13 dm, dan tinggi 12 dm.
Berapa liter volum bak mandi tersebut?
|
||||
|
|
|
A.
|
2.652
liter
|
|
|
|
|
B.
|
2.612
liter
|
|
|
|
|
C.
|
2.452
liter
|
|
|
|
|
D.
|
2.412
liter
|
28.
|
Volum
bangun tersebut adalah ….
|
||||
|
|
|
A.
|
1.980
cm3
|
|
|
|
|
B.
|
6.720
cm3
|
|
|
|
|
C.
|
10.080
cm3
|
|
|
|
|
D.
|
20.160
cm3
|
29.
|
Volum gambar tersebut
adalah ….
|
||||
|
|
|
A.
|
20.069
cm
|
|
|
|
|
B.
|
20.096
cm
|
|
|
|
|
C.
|
21.069
cm
|
|
|
|
|
D.
|
21.096
cm
|
30.
|
Perhatikan
gambar di bawah ini!
Titik yang
berkoordinat (-5,2) adalah
....
|
||||
|
|
|
A.
|
K
|
|
|
|
|
B.
|
L
|
|
|
|
|
C.
|
M
|
|
|
|
|
D.
|
N
|
31.
|
Diagram
di samping menunjukkan banyak
buku yang dipinjam
selama 5 hari di Perpus-
takaan
“Pelita Cahaya”.
Jika
rata-rata banyak buku yang dipinjam
setiap hari 72 buku,
maka jumlah buku yang
dipinjam pada hari Kamis
adalah ….
|
||||
|
|
|
A.
|
70
buku
|
|
|
|
|
B.
|
80
buku
|
|
|
|
|
C.
|
170
buku
|
|
|
|
|
D.
|
270
buku
|
|
32.
|
Perhatikan diagram di samping!
Bila hasil panen di desa
”Maju” seluruhnya 75 ton,
berapa hasil panen
jagung?
|
|||
|
|
|
A.
|
21
ton
|
|
|
|
|
B.
|
20
ton
|
|
|
|
|
C.
|
19
ton
|
|
|
|
|
D.
|
18
ton
|
|
33.
|
Perhatikan data pada tabel di bawah ini!
Data Pembuatan SIM Baru
Bulan Desember 2011
Diagram batang
yang menggambarkan data tersebut di atas adalah ....
|
|||||||||||||||||
|
|
|
A.
|
|
C.
|
|
|||||||||||||
|
|
|
B.
|
|
D.
|
|
34.
|
Perhatikan diagram
berikut!
Jika jumlah pengunjung
selama 5 hari 290 orang, berapakah banyak pengunjung pada hari Rabu?
|
||||
|
|
|
A.
|
75
orang
|
|
|
|
|
B.
|
70
orang
|
|
|
|
|
C.
|
65
orang
|
|
|
|
|
D.
|
55
orang
|
35.
|
Banyak telur pada peternakan ayam dalam waktu 10 hari berturut-turut adalah:
Rata-rata produksi telur
pada peternakan tersebut adalah ….
|
|||||||||||||
|
|
|
A.
|
61
butir
|
||||||||||
|
|
|
B.
|
60
butir
|
||||||||||
|
|
|
C.
|
59
butir
|
||||||||||
|
|
|
D.
|
58
butir
|
36.
|
Data umur
pemain Timnas Sepakbola Utama
disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Rata-rata umur
pemain adalah ....
|
|||||||||||||||
|
|
|
A.
|
20,5 tahun
|
||||||||||||
|
|
|
B.
|
21 tahun
|
||||||||||||
|
|
|
C.
|
21,5 tahun
|
||||||||||||
|
|
|
D.
|
22 tahun
|
37.
|
Perhatikan diagram di
bawah ini!
Rata-rata buku tulis yang
terjual pada koperasi tersebut adalah ….
|
||||
|
|
|
A.
|
36
buah
|
|
|
|
|
B.
|
38
buah
|
|
|
|
|
C.
|
39
buah
|
|
|
|
|
D.
|
40
buah
|
38.
|
Data
persentase kelulusan siswa SD Nusa Bangsa mulai tahun
2001 sampai 2011 adalah sebagai berikut :
Median data
tersebut adalah ....
|
||||||||||||||
|
|
|
A.
|
95
|
|||||||||||
|
|
|
B.
|
96
|
|||||||||||
|
|
|
C.
|
97
|
|||||||||||
|
|
|
D.
|
98
|
39.
|
Seorang nelayan dalam
satu malam dapat menangkap 75 kg ikan. Hasil tangkapan ikan tersebut terdiri
dari 12 kg ikan pari, 17 kg ikan tuna, 15 kg ikan tongkol, 20 kg ikan
tengiri, Sedangkan sisanya adalah ikan kakap. Modus hasil tangkapan ikan oleh
nelayan tersebut adalah ….
|
||||
|
|
|
A.
|
Ikan
tuna
|
|
|
|
|
B.
|
Ikan
kakap
|
|
|
|
|
C.
|
Ikan
tongkol
|
|
|
|
|
D.
|
Ikan
tengiri
|
40.
|
Hasil penjualan bunga
sedap malam per tangkai dari seorang pedagang tercatat sebagai berikut:
Hasil penjualan bunga
terendah adalah ….
|
|||||||||||||||||
|
|
|
A.
|
26
tangkai
|
||||||||||||||
|
|
|
B.
|
28
tangkai
|
||||||||||||||
|
|
|
C.
|
36
tangkai
|
||||||||||||||
|
|
|
D.
|
62
tangkai
|
Label:
SOAL MATEMATIKA
Langganan:
Postingan (Atom)